Mengapa Perayaan Iduladha Bisa Berbeda Setiap Tahun, Bahkan di Wilayah yang Sama?
Seperti ibadah dan hari raya Islam lainnya yang pelaksanaannya ditentukan dengan sistem kalender lunar, waktu Iduladha juga bergantung pada penampakan hilal atau bulan.
Karena kalender lunar hanya terdiri dari 354 hari, lebih pendek dari kalender Gregorian yang berbasis matahari dengan total 365 hari, hal itu membuat selisih pada kedua kalender.
Efeknya, kalender lunar selalu maju 10 hingga 11 hari tiap tahun dari kalender Gregorian. Hal itu yang membuat perayaan Idul Adha setiap tahun jatuh pada tanggal yang berbeda, jika mengacu kalender Gregorian.
Sebagai contoh, pada 2021 Iduladha jatuh pada 20 atau 21 Juli, tergantung pantauan hilal di masing-masing wilayah. Adapun tahun ini rerata pelaksanaan Iduladha jatuh pada 9 atau 10 Juli.
Selain dalam hal penggunaan kalender, perbedaan tanggal Iduladha juga dapat terjadi karena adanya perbedaan metode pengamatan. Hal ini yang menyebabkan perbedaan waktu jatuhnya Iduladha, kendati berada di wilayah yang sama.
Tiap negara memiliki sistem pemantauan bulan tersendiri, tetapi beberapa jamaah, termasuk Green Lane Masjid and Community Centre (GLMCC) di Birmingham, yang menyelenggarakan pertemuan Idul Fitri terbesar di Eropa, mengikuti pembaruan dari Arab Saudi.
Sementara di Indonesia, jemaah Muhammadiah dan Persatuan Islam (Persis) mengumumkan Iduladha jatuh pada 9 Juli 2022, selisih sehari dengan yang diumumkan Kementerian Agama RI. Perbedaan metode itu bukan jadi suatu masalah di kalangan ulama.
Berikut tanggal pelaksanaan Idul Adha di sejumlah negara:
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Tetapkan Iduladha 9 Juli, Hari Arafah 8 Juli
Sumber : Kompas TV/Geo TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.