JOHANNESBURG, KOMPAS.TV — Polisi Afrika Selatan menyelidiki kematian misterius sedikitnya 20 orang pemuda dan pemudi di sebuah klub malam di kota pesisir East London, Afrika Selatan, Minggu (26/6/2022) dini hari seperti dilansir Associated Press, Minggu.
Belum jelas apa yang menyebabkan kematian anak-anak muda, yang dilaporkan menghadiri pesta untuk merayakan akhir ujian sekolah musim dingin.
Surat kabar lokal, Daily Dispatch, melaporkan mayat-mayat berserakan secara misterius di meja dan kursi tanpa ada tanda-tanda cedera apalagi kekerasan.
"Saat ini kami belum bisa memastikan penyebab kematiannya," kata juru bicara departemen kesehatan Siyanda Manana.
"Kami akan melakukan autopsi sesegera mungkin untuk menentukan kemungkinan penyebab kematian. Jenazah telah dibawa ke kamar mayat negara," tambah Manana.
Minum minuman keras diizinkan di pub di kota Afrika Selatan itu, umumnya dikenal sebagai sheebens atau kedai minuman yang terkadang bahkan berlokasi di rumah keluarga, di mana peraturan keselamatan jarang ditegakkan.
"Jumlahnya meningkat menjadi 20, tiga meninggal di rumah sakit. Tapi masih ada dua yang sangat kritis," kata kepala departemen keselamatan pemerintah provinsi Weziwe Tikana-Gxothiwe di TV lokal.
Baca Juga: Banjir Afrika Selatan Telan 448 Korban Jiwa, Presiden Janji Dana Bantuan Tak akan Dikorupsi
Seorang kepala Provinsi Cape Timur Oscar Mabuyane yang tampak terpukul berbicara dari luar tempat kejadian, sebuah bangunan yang dikelilingi oleh rumah-rumah di daerah yang disebut Scenery Park.
"Ini benar-benar tidak dapat dipercaya, kami tidak dapat memahaminya, kehilangan 20 nyawa muda begitu saja," katanya, mengutuk "konsumsi yang tidak menguntungkan ini, konsumsi minuman keras tanpa batas".
"Anda tidak bisa begitu saja berdagang di tengah masyarakat seperti ini dan berpikir anak muda tidak akan bereksperimen," katanya, seperti dilansir France24, Minggu.
Dia mengatakan, para korban di Enyobeni Tavern berusia antara 18 dan 20 tahun.
Pejabat provinsi dan departemen keselamatan Unathi Binqose, berbicara dari tempat kejadian, mengesampingkan penyerbuan sebagai penyebab kematian.
"Sulit untuk percaya itu adalah penyerbuan karena tidak ada luka terbuka yang terlihat pada mereka yang tewas," kata Binqose melalui telepon seperti dikutip France24.
Sebuah situs surat kabar lokal, DispatchLive, melaporkan "mayat-mayat tergeletak berserakan di meja, kursi dan di lantai; tanpa tanda-tanda cedera yang jelas".
Baca Juga: 45 Orang Tewas Disapu Banjir Bandang dan Tanah Longsor usai Hujan Lebat Guyur Afrika Selatan
Gambar-gambar yang belum diverifikasi yang dibagikan di media sosial juga menunjukkan tubuh tanpa tanda-tanda luka yang terlihat.
Tayangan stasiun televisi lokal menunjukkan petugas polisi berusaha menenangkan kerumunan orang tua dan penonton yang berkumpul di luar klub di kota yang terletak di pantai Samudra Hindia, hampir 1.000 kilometer selatan Johannesburg.
"Orang tua yang anaknya tidak tidur di rumah berkumpul di sini dan mereka ingin masuk ke kedai untuk mencari orang yang mereka cintai," kata Binqose.
Pemilik klub, Siyakhangela Ndevu, mengatakan kepada media penyiaran lokal, eNCA, dia telah dipanggil ke tempat kejadian pada Minggu pagi.
"Saya masih tidak yakin tentang apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ketika saya dipanggil di pagi hari, saya diberi tahu tempat itu terlalu penuh dan beberapa orang mencoba memaksa masuk ke kedai," katanya.
"Namun, kami akan mendengar apa yang polisi katakan tentang penyebab kematian," tambah Ndevu.
Sumber : Kompas TV/France24/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.