MOSKOW, KOMPAS.TV - Ketika pasukan Ukraina melanjutkan serangan balik untuk merebut kembali tanah di selatan Ukraina, Rusia mengambil langkah lain dalam upayanya untuk memperdalam cengkeramannya di wilayah tersebut.
Pemerintah setempat proksi Rusia di wilayah Kherson dilaporkan mengumumkan semua bayi yang baru lahir di Kherson akan diberikan kewarganegaraan Rusia.
"Anak-anak yang lahir setelah 24 Februari di wilayah Kherson akan secara otomatis menerima kewarganegaraan Federasi Rusia," kata Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintahan regional Moskow, kepada kantor berita Rusia RIA Novosti, merujuk pada tanggal serangan Rusia ke Ukraina, seperti laporan New York Times, Jumat (17/6/2022).
Anak yatim juga akan terdaftar sebagai warga negara Rusia, katanya.
Langkah itu dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk mempercepat proses kewarganegaraan bagi warga Ukraina yang tinggal di wilayah pendudukan dan pemerintah setempat mulai mengeluarkan paspor Rusia kepada penduduk setempat.
Ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh Moskow untuk mengintegrasikan wilayah pendudukan dengan Rusia.
Ada tanda-tanda yang berkembang bahwa gerilyawan dan loyalis Ukraina yang tinggal di daerah-daerah pendudukan memperumit rencana Kremlin.
Baca Juga: PBB: Hampir Dua Per Tiga Anak-anak Ukraina Harus Mengungsi dan Tinggalkan Rumah
Proksi politik Rusia mendapat serangan, partisan Ukraina membantu mengarahkan serangan militer Ukraina di belakang garis pertahanan musuh, guru sekolah menolak untuk mengajarkan kurikulum Rusia dan banyak pekerja penting menolak bekerja untuk otoritas lokal yang mendukung Rusia.
“Pihak berwenang Rusia terus menghadapi kesulitan dalam mengimplementasikan agenda pendudukan mereka,” sebut Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington, mengatakan dalam analisis terbarunya tentang konflik tersebut.
"Tindakan pro-Ukraina kemungkinan akan terus mengganggu upaya Rusia untuk mengonsolidasikan kontrol administratif skala penuh atas wilayah yang diduduki dan agenda aneksasi Rusia."
Natalia Humeniuk, juru bicara komando militer selatan Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Ukraina terus membuat keuntungan taktis dalam serangan balik yang ditargetkan.
Mereka sekarang bertempur di desa-desa dalam jarak 20 mil dari ibu kota regional Kherson, menurut militer Ukraina.
Humeniuk mengatakan dia tidak akan merinci tentang di mana tepatnya pasukan Ukraina bergerak maju karena "setiap nama yang disebutkan dapat memberikan informasi bagi musuh".
Baca Juga: Menyedihkan, Zelensky Ungkap 243 Anak Ukraina Tewas selama Perang dengan Rusia
Humeniuk mengatakan pasukan Rusia memperkuat posisi pertahanan mereka dan mengarahkan tembakan artileri jarak jauh ke pasukan Ukraina dan kota-kota dan desa-desa yang baru saja dibebaskan.
Semakin sulit bagi warga sipil untuk melarikan diri dari wilayah yang diduduki karena pasukan Rusia menambang banyak jalan. "Bahkan ketika orang berniat untuk mengungsi, ada risiko tinggi orang diarahkan ke daerah ranjau ini," katanya.
Rusia memberikan kewarganegaraan Rusia kepada anak yatim dari bagian lain Ukraina yang diduduki, memicu kemarahan di Kyiv.
Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Rusia secara ilegal membawa sekitar 200.000 anak ke Rusia sejak awal perang.
Jumlah itu, katanya dalam pidato bulan lalu, termasuk anak-anak dari panti asuhan, anak-anak yang dibawa bersama orang tuanya, dan mereka yang terpisah dari keluarganya.
"Tujuan dari kebijakan kriminal ini bukan hanya untuk mencuri orang, tetapi membuat mereka yang dideportasi melupakan Ukraina dan tidak bisa kembali," katanya.
Sumber : New York Times/RIA Novosti
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.