"Peserta magang dari Rusia" itu bila lolos akan memberinya akses ke gedung dan sistem ICC pada saat ICC sedang menyelidiki kejahatan perang di Ukraina, termasuk dugaan kejahatan Rusia sejak invasi 24 Februari.
"Untuk alasan itu, akses rahasia ke informasi Pengadilan Kriminal Internasional akan sangat berharga bagi dinas intelijen Rusia," kata AIVD.
Seandainya mata-mata Rusia berhasil, "Dia akan dapat mengumpulkan intelijen di sana dan untuk mencari (atau merekrut) sumber, dan mengatur untuk memiliki akses ke sistem digital ICC," tambahnya.
"Dia mungkin juga bisa memengaruhi proses pidana ICC."
Polisi federal Brasil mengatakan mereka telah menangkap seorang pria, yang tidak disebutkan namanya, pada bulan April setelah dia ditolak masuk ke Belanda karena dia menggunakan identitas palsu.
"Menggunakan skema pemalsuan yang canggih, dia mengambil identitas palsu seorang Brasil yang orang tuanya sudah meninggal," kata polisi dalam sebuah pernyataan, menambahkan dia tetap dalam tahanan sambil menunggu persidangan.
Baca Juga: Putin Tahan Pejabat Intelijen Rusia, Diyakini Gara-Gara Penyerangan ke Ukraina Tak Sesuai Rencana
Orang Rusia itu masuk ke Brasil pada 2010 dan juga tinggal di Irlandia dan Amerika Serikat, sebelum kembali ke Brasil untuk mempersiapkan kepindahannya ke Belanda.
"Dia akan memulai masa percobaan enam bulan di Pengadilan Kriminal Internasional sebagai analis junior di Bagian Pemeriksaan Awal", kata mereka.
ICC berterima kasih kepada Belanda karena mengungkap mata-mata itu.
"Pengadilan Kriminal Internasional telah diberi pengarahan oleh pihak berwenang Belanda dan sangat berterima kasih kepada Belanda atas operasi penting ini dan secara lebih umum karena mengungkap ancaman keamanan," kata juru bicara Sonia Robla dalam sebuah pernyataan yang dikutip Straits Times.
Belum ada reaksi langsung dari Rusia atas kabar tersebut.
Belanda punya sejarah mengungkap operasi intelijen Rusia di tanah mereka.
Pada tahun 2018, Belanda mengusir empat mata-mata GRU Rusia yang dituduh mencoba meretas pengawas senjata kimia global saat sedang menyelidiki serangan di Suriah.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.