Albanese mengatakan dalam menangani ancaman China, Australia dan Indonesia adalah dua negara merdeka dengan kebijakan luar negeri yang independen.
Namun Albanese mengaku terkejut atas kesamaan kedua negara dalam memandang isu tersebut, berdasarkan pembicaraan kedua pemimpin.
Perdana menteri Australia mengatakan sejak mulai menjabat dua minggu lalu, dia menekankan pentingnya persaingan tanpa bencana atau competition without catastrophe, formulasi kebijakan yang diadopsi oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Albanese mengatakan, posisi Australia dipengaruhi oleh aliansi historisnya dengan Amerika Serikat, mitra keamanan terpenting Australia.
Ia juga mengungkapkan, prioritas bagi pemerintahan Partai Buruh yang baru di Canberra adalah memperdalam hubungan baik dengan Jakarta dan dengan Asia Tenggara, serta “lembaga-lembaga yang dipimpin ASEAN … yang berada di pusat visi kami untuk Indo-Pasifik”.
Perdana Menteri Australia mengatakan pemerintahnya berencana memberikan tambahan 470 juta dolar Australia selama empat tahun dalam bentuk bantuan dan bantuan pembangunan di Asia Tenggara serta menunjuk seorang utusan regional tingkat tinggi yang khusus bekerja untuk hal tersebut.
Baca Juga: Bertemu PM Anthony Albanese, Jokowi Sampaikan 5 poin Kerjasama Indonesia-Australia
Albanese juga menyinggung pentingnya kerja sama pertahanan yang lebih banyak dengan Indonesia.
Ia melihat kemitraan ekonomi dengan Indonesia sebagai peluang ekonomi bagi kedua negara dan dia berencana untuk berbicara dengan dana pensiun Australia tentang investasi yang menguntungkan di kawasan itu.
Albanese menggunakan kebijakan iklim yang lebih ambisius dari pemerintahnya sebagai titik masuk diplomatik di wilayah tersebut.
“Sesuai dengan target iklim ambisius pemerintah saya, saya ingin akses yang lebih baik ke energi bersih yang terjangkau, andal, dan aman di seluruh wilayah, saat kami bertransisi ke dunia emisi nol bersih bersama-sama,” katanya.
Albanese mencirikan ibu kota yang direncanakan Widodo, Nusantara, sebagai “prospek yang sangat menarik, sebuah proyek pembangunan bangsa yang menunjukkan arah tujuan Indonesia, dan saya senang menawarkan keahlian teknis Australia untuk membantu Anda merencanakan kota yang bersih, hijau, dan berteknologi tinggi,” tuturnya kepada Presiden Joko Widodo.
Widodo pertama kali mengumumkan rencana pemindahan ibu kota Indonesia pada 2019, dalam upaya untuk meringankan tantangan lingkungan besar yang dihadapi Jakarta, dan untuk mendistribusikan kesejahteraan.
Presiden Indonesia menyambut baik komitmen pemerintah Australia senilai USD200 juta untuk mengejar kerja sama bilateral di bidang energi dan perubahan iklim, serta investasi baru dari Sun Cable dan Fortescue Metals.
Sumber : Kompas TV/Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.