China sudah memiliki angkatan laut terbesar di dunia dalam hal jumlah kapal, tetapi tidak mendekati kemampuan Angkatan Laut AS.
Di antara aset lainnya, Angkatan Laut AS tetap menjadi pemimpin dunia dalam hal kapal induk, dengan kekuatannya yang mampu mengerahkan 11 kapal bertenaga nuklir.
Angkatan Laut juga memiliki sembilan kapal serbu amfibi, yang dapat membawa helikopter dan jet tempur lepas landas vertikal juga.
Peluncuran yang diharapkan dari kapal induk baru China datang karena AS meningkatkan pergerakannya di kawasan, termasuk Laut China Selatan.
Wilayah maritim yang luas saat ini makin tegang karena enam pemerintah mengklaim semua atau sebagian dari jalur air yang vital secara strategis, yang dilalui sekitar $5 triliun perdagangan global setiap tahun dan menyimpan stok ikan dan deposit minyak serta gas bawah laut yang signifikan.
China paling agresif dalam menegaskan klaimnya atas hampir seluruh jalur air, fitur pulau dan sumber dayanya.
Baca Juga: Kapal Induk ke Tiga China akan Meluncur Tahun ini
Angkatan Laut AS bolak-balik mengirim kapal perang melewati pulau-pulau buatan yang dikuasai China dan dilengkapi landasan terbang dan fasilitas militer lainnya.
China bersikeras wilayahnya meluas ke pulau-pulau itu, sementara Angkatan Laut mengatakan mereka melakukan misi di sana untuk memastikan arus bebas perdagangan internasional.
Pernah menjadi kekuatan pesisir, angkatan laut China beberapa tahun terakhir memperluas kehadirannya ke Samudra Hindia, Pasifik Barat dan sekitarnya, mendirikan pangkalan luar negeri pertamanya selama dekade terakhir di negara Tanduk Afrika Djibouti, di mana AS, Jepang dan yang lain juga mempertahankan kehadiran militer.
Kapal induk tersebut adalah kapal induk kedua yang dikembangkan di dalam negeri China, setelah kapal Tipe 002 yang saat ini sedang menjalani uji coba laut.
Kapal induk lainnya adalah bekas kapal induk Uni Soviet yang dimodifikasi dan dibeli sebagai lambung kapal saja dari Ukraina.
Lambung kapal sisa kapal induk Uni Soviet itu kemudian diperbarui selama beberapa tahun sebagai platform eksperimental yang tetap memiliki kemampuan tempur cukup besar, dilengkapi pesawat tempur buatan China yang dikembangkan dari Su-33 Rusia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.