COLIER, KOMPAS.TV - Seorang bocah SD di Florida, Amerika Serikat (AS) ditahan tiga pekan oleh polisi usai bercanda akan menembaki sekolahnya.
Bocah SD berusia 10 tahun, DM diperintahkan oleh hakim agar ditahan 21 hari di pusat penahanan remaja Collier.
Hal itu terjadi setelah dia didakwa melakukan ancaman tertulis, setelah dirinya bercanda dengan mengirim tiga pesan ke temannya yang mengindikasikan ia akan melakukan penembakan di SD Patriot, Cape Coral, tempatnya bersekolah.
Ia mengirimkan pesan online berisi dua gambar yang salah satunya adalah foto senjata, dan pesan kepada temannya bahwa ia menantikan hari terakhir di sekolah.
Baca Juga: Tak Ingin AS Jadi Ladang Pembunuhan, Biden Ingin Senapan Serbu Dilarang Dijual Bebas
Namun menurut pengacara bocah itu, pesan tersebut telah diambil sepenuhnya di luar konteks oleh pihak berwenang.
“Ini hanya sebuah usaha candaan. Candaan anak kelas lima,” ujar pengacara Daniel, Douglas Molloy dikutip dari Daily Mail, Kamis (2/6/2022).
Dalam foto yang dibagikan online oleh Kantor Sheriff Lee County, Daniel terlihat diborgol di rumahnya, dan dibawa ke kantor Sheriff.
Pihak berwenang juga merilis foto DM pada Senin (30/5/2022), sambil memperingatkan bahwa ancaman palsu menghasilkan konsekuensi nyata.
Sang bocah pun ditempatkan di pusat penahanan Coliier County atau sekitar 55, dari rumahnya, tempat ia tinggal bersama sang ayah, veteran militer Dereck Marquez, 35 tahun, bersama kakak laki-laki dan neneknya.
DM ditangkap, setelah ayah dari temannya yang menerima pesan khawatir, dan melaporkannya ke Departemen Sheriff Lee County.
Laporan penangkapan mengungkapkan pesan yang DM kirimkan ke temannya.
“Saya menipu seorang teman,” bunyi pesannya serta memperlihatkan gambar dari sejumlah uang tunai.
“Saya membeli ini,” ujarnya tak lama kemudian, dengan menampilkan empat gambar senapan rifle.
“Bersiaplah untuk hari air,” tambahnya lagi, yang merujuk pada aktivitas akhir sekolah yang diadakan setiap tahun di mana para siswa berpartisipasi untuk aktivitas air.
Sementara itu, Sheriff Lee County, Carmine Marceno mengatakan timnya tak menunggu lama untuk melakukan penangkapan.
“Kami menginvestigasi semua ancaman seperti halnya bahwa itu hal nyata,” ujarnya.
Baca Juga: AS Perbarui Lembar Fakta Tentang Taiwan, Kembali Tegaskan Kebijakan Satu China
“Saya melakukan kampanye. Ancaman palsu, konsekuensi nyata. Namun, saya mengerti bocah itu baru 10 tahun, otaknya belum sepenuhnya berkembang. Ia masih remaja,” ujarnya.
Namun Marceno menegaskan, bahwa ketika anak usia 10 tahun menekan pemantik senjata hasil akhirnya tetap sama.
Tetapi pengacara DM, yang berjuang untuk membebaskannya dari tahanan, bersikeras bahwa pesan itu hanya humor anak-anak, dan dibuat keluar dari konteks.
Ancaman itu sendiri hanya terjadi beberapa hari setelah penembakan massal di sebuah sekolah SD di Uleval, Texas, yang menyebabkan 19 anak SD dan dua guru tewas.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.