Kompas TV internasional kompas dunia

China Lockdown Ribuan Warga Beijing usai Seorang Pria Kabur dari Isolasi Covid-19 Lalu Pergi ke Mal

Kompas.tv - 30 Mei 2022, 23:31 WIB
china-lockdown-ribuan-warga-beijing-usai-seorang-pria-kabur-dari-isolasi-covid-19-lalu-pergi-ke-mal
China memberlakukan lockdown kepada ribuan warga Beijing karena seorang pria yang positif Covid-19 kabur dari isolasi mandiri, dan jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah Beijing melakukan tindakan keras, yaitu memberlakukan lockdown ketat. Pemberlakuan dilatari seorang laki-laki yang ternyata positif Covid-19 kabur dari isolasi mandiri Covid-19, kemudian jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.

Dilaporkan Straits Times, Senin (30/5/2022), Pemerintah ibu kota China itu memerintahkan ratusan ribu penduduk untuk tinggal di rumah selama lima minggu terakhir untuk mengekang wabah Covid-19 terbesar sejak awal pandemi.

Pejabat China mengatakan, laki-laki berusia 40-an bermarga Sun itu melanggar aturan karantina, dan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan yang dianggap "berisiko tinggi".

"Selama masa isolasi di rumah, dia keluar berkali-kali dan berjalan di lingkungan sekitar," kata pejabat keamanan publik Beijing, Pan Xuhong, Minggu (29/5/2022).

Sun dan istrinya yang kemudian dinyatakan positif, mendorong pihak berwenang melakukan lockdown kepada 5.000 tetangga rumah pasangan tersebut, dan mengirim 250 warga ke pusat karantina pemerintah.

Peristiwa itu terjadi ketika pembatasan virus mulai dilonggarkan di Beijing pada hari Senin, di mana pihak berwenang membuka kembali taman, museum dan bioskop dan menyatakan wabah sudah terkendali.

China terikat pada strategi nol-Covid dari lockdown ketat, pengujian massal, dan periode karantina yang panjang untuk menghapus klaster.

Baca Juga: Beijing Lockdown, Warga Timbun Bahan Pangan dan Kebutuhan Lainnya

Salah satu pusat perbelanjaan di Distrik Chaoyang, Kota Beijing, China, Senin (25/4/2022). China memberlakukan lockdown ribuan warga Beijing usai seorang pria yang positif Covid-19 kabur dari isolasi mandiri, dan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan. (Sumber: Antara )

Ada hukuman berat untuk mereka yang melanggar aturan dan Sun sekarang sedang dalam penyelidikan polisi.

Klaster Omicron di Beijing mengalami lebih dari 1.700 infeksi sejak akhir April, jumlah yang kecil menurut standar global tetapi mengganggu pendekatan kaku China terhadap virus tersebut.

Jumlah kasus dilaporkan menurun tajam dalam seminggu terakhir.

"Tidak ada kasus baru yang ditemukan di masyarakat (di luar pusat karantina) selama dua hari," kata Xu Hejian, juru bicara pemerintah Beijing hari Minggu. "Situasinya stabil dan membaik, tetapi risiko rebound masih ada."

Sebagian besar layanan bus, kereta bawah tanah, dan taksi di tiga distrik terpadat di ibu kota beroperasi kembali pada hari Senin dan jutaan orang diminta kembali bekerja.

Beberapa praktisi tai chi dan penduduk setempat sedang menikmati cuaca yang sejuk di taman pusat kota yang dibuka kembali.

"Saya pikir orang-orang menunggu untuk melihat apakah akan ada kasus baru sebelum keluar dalam jumlah besar," kata Zhi Ruo, seorang pegawai pemerintah yang membawa anaknya yang berusia lima tahun untuk bermain.

Baca Juga: Lockdown Shanghai Kian Ekstrem, China Bangun Pagar Hijau untuk Batasi Pergerakan Warga

China memberlakukan lockdown terhadap ribuan warga Beijing usai seorang pria yang ternyata positif Covid-19 kabur dari isolasi mandiri, dan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan. (Sumber: Straits Times)

Sekolah tetap ditutup dan Beijing masih memerlukan tes negatif Covid untuk memasuki fasilitas umum, termasuk supermarket.

Pusat komersial China Shanghai mengumumkan rencana untuk membuka kembali bisnis mulai 1 Juni, hampir dua bulan setelah semua aktivitas ekonomi terhenti dalam lockdown seluruh kota Shanghai.

"Shanghai akan menghilangkan pembatasan yang tidak masuk akal dan meninggalkan sistem persetujuan untuk pekerjaan dan produksi oleh perusahaan," kata Wakil Wali Kota Wu Qing mengatakan pada jumpa pers hari Minggu.

Wu mengumumkan sejumlah langkah untuk menopang ekonomi Shanghai yang dilanda Covid-19, termasuk memotong pajak properti, menyubsidi gas dan listrik untuk bisnis dan memerintahkan bank untuk memberikan lebih banyak pinjaman kepada usaha kecil dan menengah.

Warga yang diizinkan keluar rumah selama beberapa jam terlihat memotong rambut dan pijat di trotoar pada akhir pekan saat Shanghai perlahan mulai dibuka kembali.

Kota itu melaporkan 66 infeksi pada Senin, sementara Beijing melaporkan 12.

 

 




Sumber : Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x