Tara Air adalah anak perusahaan dari Yeti Airlines, maskapai domestik swasta yang melayani banyak tujuan terpencil di Nepal.
Baca Juga: Sherpa Perempuan Nepal Pecah Rekor Sendiri 10 Kali Capai Puncak Everest, Ini Kisahnya
Maskapai mengalami kecelakaan fatal terakhir pada tahun 2016 di rute yang sama ketika sebuah pesawat dengan 23 penumpang menabrak lereng gunung di distrik Myagdi.
Industri udara Nepal berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, membawa barang dan orang antara daerah yang sulit dijangkau serta trekker dan pendaki asing.
Namun industri penerbangan Nepal lama terganggu oleh keamanan yang buruk karena pelatihan dan pemeliharaan yang tidak memadai.
Uni Eropa selama ini melarang semua maskapai Nepal dari wilayah udaranya karena masalah keamanan.
Negara Himalaya ini juga memiliki beberapa landasan pacu paling terpencil dan rumit di dunia, diapit oleh puncak yang tertutup salju dengan pendekatan saat mendarat yang penuh tantangan bahkan untuk pilot yang cakap.
Baca Juga: Pesawat Berisi 22 Orang Hilang di Pegunungan Nepal, Tak Bisa Dikontak Usai Lepas Landas
Cuaca juga dapat berubah dengan cepat di pegunungan, menciptakan kondisi terbang yang berbahaya
Pada Maret 2018, sebuah pesawat US-Bangla Airlines mendarat darurat di dekat bandara internasional Kathmandu yang terkenal sulit, tergelincir ke lapangan sepak bola dan terbakar.
Lima puluh satu orang tewas dan 20 secara ajaib lolos dari reruntuhan yang terbakar tetapi menderita luka serius.
Kecelakaan itu adalah yang paling mematikan di Nepal sejak 1992, ketika 167 orang di dalam pesawat Pakistan International Airlines tewas ketika jatuh saat mendekati bandara Kathmandu.
Hanya dua bulan sebelumnya sebuah pesawat Thai Airways jatuh di dekat bandara yang sama, menewaskan 113 orang.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.