Baca Juga: Xi Jinping ‘Tampar’ PBB Terkait HAM China: Tak Perlu Jadi Pengkhotbah
“Ia berteriak dan berkata jika saya tak menghapus apa yang saya posting, ia akan memutuskan hubungan darahnya denganku,” katanya.
Hukuman bermuka dua, yang diancamkan kepada ibu Gheni, digunakan Partai Komunis China untuk menggambarkan orang yang korup atau tak setia pada ideologi partai.
Saudari Gheni, Renagul Gheni, merupakan guru sekolah di Cherchen, ketika otoritas China menangkapnya dan diduga membawanya ke kamp penahanan pada 2018.
Dua tahun kemudian dihukum selama 17 tahun penjara, tujuh tahun karena berdoa saat pemakaman ayahnya dan 10 tahun karena kepemilikan Al-Qur'an.
Gheni mengatakan, petugas keamanan yang sama terus menekan keluarganya karena cuitan mengenai saudarinya sebelum insiden terakhir.
“Petugas keamanan yang sama telah menghubungi saya secara langsung selama setahun,” ujar Gheni.
Baca Juga: Trump Serang Biden, Sebut Perang Dunia III Bakal Terjadi karena Kebodohan Pemerintah AS
Ia menambahkan, petugas tersebut mengatakan bahwa ia mengurus keluarga Gheni di Xinjiang.
Bahkan adiknya yang sudah dua tahun tak berbicara dengannya, meminta ia menghapus cuitannya di Twitter.
Namun, Gheni menegaskan pada cuitannya 23 Mei lalu, bahwa ia tak akan berhenti.
“Saya akan tetap berjuang. Saya tak akan menyerah untuk orang yang saya cintai,” katanya.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.