Rilis itu mengatakan China akan terus memberikan dukungan pembangunan infrastruktur ke berbagai sektor Samoa dan akan ada kerangka kerja baru untuk proyek-proyek masa depan yang akan ditentukan dan disepakati bersama.
"Samoa dan Republik Rakyat China akan terus mengejar kolaborasi lebih besar yang akan mewujudkan kepentingan dan komitmen bersama," kata rilis tersebut.
Wang Yi tiba di Samoa hari Jumat malam dan akan berangkat ke Fiji Sabtu sore, dengan pemberhentian lainnya diharapkan adalah Tonga, Vanuatu, Papua Nugini, dan Timor-Leste.
Baca Juga: China Kecam Pidato Menlu Antony Blinken, Anggap AS Hanya Ingin Coreng Reputasi China
Di Fiji, Wang akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan menteri luar negeri kepulauan Pasifik dan berharap untuk memenangkan dukungan dari 10 negara Pasifik untuk kesepakatan menyeluruh yang akan mencakup segala hal, mulai dari keamanan hingga perikanan. Dia memulai perjalanannya pada hari Kamis di Kepulauan Solomon, seperti dilaporkan Associated Press.
Dalam duel memperebutkan pengaruh, Menlu Australia yang baru, Penny Wong berada di Fiji hari Jumat, berusaha merayu negara-negara kepulauan. Ini setelah Kepulauan Solomon secara spektakuler mengejutkan Canberra bulan lalu dengan menandatangani pakta keamanan yang luas dengan China.
"Kami menyatakan keprihatinan kami secara terbuka tentang perjanjian keamanan itu," kata Wong kepada wartawan di ibu kota Suva.
"Seperti halnya pulau-pulau Pasifik lainnya, kami pikir ada konsekuensinya. Kami pikir penting keamanan kawasan ditentukan oleh kawasan itu. Dan secara historis, itulah yang terjadi. Dan kami pikir itu adalah hal yang baik."
Pada pemberhentian pertama di Honiara hari Kamis, Wang mengecam "serangan dan kecaman" terhadap pakta keamanan yang ditandatangani dengan Kepulauan Solomon.
Rancangan perjanjian yang luas dan rencana lima tahun yang diedarkan ke beberapa negara Pasifik, seperti yang diperoleh media, akan memberi China jejak keamanan yang lebih besar di kawasan yang dianggap penting bagi kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya.
Dalam sebuah surat yang gamblang kepada sesama pemimpin Pasifik, Presiden Negara Federasi Mikronesia David Panuelo memperingatkan perjanjian itu tampak "menarik" pada pandangan pertama tetapi bisa membuat China "memperoleh akses dan kendali atas wilayah kita".
Sumber : Associated Press/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.