“Ini adalah penyakit yang bisa diderita oleh setiap anggota masyarakat,” kata Blazquez.
“Kita menghadapi wabah yang sayangnya sekali lagi menyerang orang-orang LGBTQ, dan terutama pria gay dan biseksual. Apa yang terjadi agak mirip dengan kasus HIV pertama.”
Otoritas kesehatan di Eropa, Amerika Utara, Israel, dan Australia mengidentifikasi lebih dari 150 kasus penyakit ini dalam beberapa pekan terakhir.
Ini adalah wabah mengejutkan dari penyakit yang jarang muncul di luar Afrika, di mana ia tetap menjadi ancaman kesehatan yang serius sejak kasus pertama pada manusia ditemukan tahun 1970-an.
Para ahli mengatakan siapa pun dapat terinfeksi melalui kontak dekat dengan orang yang sakit, pakaian atau seprai mereka.
Kebanyakan orang sembuh dalam dua sampai empat minggu tanpa perlu rawat inap. Namun, WHO mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, 3 sampai 6 persen kasus infeksi cacar monyet berakibat fatal.
Pejabat kesehatan di seluruh dunia memantau ketat lebih banyak kasus karena untuk pertama kalinya, penyakit itu tampaknya menyebar di antara orang-orang yang tidak melakukan perjalanan ke Afrika.
Mereka menekankan, bagaimanapun, bahwa risiko terhadap populasi umum, rendah.
Baca Juga: Pakar WHO: Wabah Cacar Monyet Saat Ini Diduga Bermula di Dua Pesta Pora Rave Besar-besaran Eropa
Pada Kamis, Italia mengonfirmasi 10 kasus cacar monyet, beberapa tetapi tidak semua, pada orang yang melakukan perjalanan ke Kepulauan Canary, Spanyol.
“Mengenai pertanyaan tentang penularan seksual, saya percaya kita belum bisa mendefinisikan ini secara ketat sebagai penyakit menular seksual,” kata Dr. Andrea Antinori, Direktur Viral Immunodeficiencies di rumah sakit Spallanzani di Roma.
"Jadi saya akan menghindari mengidentifikasi penyakit ini pada saat ini sebagai penyakit menular seksual, dan di atas segalanya, (akan menghindari) mengidentifikasi populasi, pria yang berhubungan seks dengan pria, sebagai pembawa penyakit ini, karena saya percaya ini juga merupakan masalah tanggung jawab dari sudut pandang tidak menstigmatisasi situasi ini." kata Antinori.
"Penyakit ini masih harus dipahami karena kita menghadapi gelombang baru yang berbeda dari sejarah yang kita kenal dalam beberapa dekade sebelumnya." tambahnya.
Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias, Rabu (25/5/2022), mengatakan pihaknya memutuskan ikut serta dalam pembelian kolektif vaksin cacar monyet oleh Uni Eropa, yang seperti vaksin Covid-19 akan didistribusikan berdasarkan populasi masing-masing negara yang berpartisipasi.
Dia mengatakan, para ahli kesehatan pemerintah sedang mempertimbangkan bagaimana menggunakan vaksin setelah tersedia lebih luas.
Amos García, presiden Asosiasi Vaksinologi Spanyol, merekomendasikan agar vaksin hanya diberikan kepada orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan yang rentan terhadap infeksi, bukan kepada masyarakat umum.
“Kita berbicara tentang penyakit yang tidak memiliki potensi besar untuk menjadi epidemi,” kata García, menambahkan bahwa sebagian besar orang Spanyol di atas usia 40 tahun harus dilindungi oleh vaksin cacar yang secara teratur diberikan, beberapa dekade lalu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.