JAKARTA, KOMPAS.TV - Perang Rusia-Ukraina sudah berlangsung lebih dari tiga bulan dengan korban nyawa dan harta dari kedua belah pihak. Kedua pemimpin tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda menuju ke meja perundingan demi mengakhiri konflik.
Lalu sampai kapan perang yang juga melibatkan negara-negara Barat ini akan berakhir?
"Operasi akan terus berlanjut sampai semua tujuan tercapai," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva kepada jurnalis KOMPAS TV Frisca Clarissa dalam wawancara khusus, Senin (23/5/2022).
Ini merupakan wawancara kedua kalinya setelah wawancara yang pertama pada Maret lalu. Berikut petikannya bersama perempuan kelahiran Moskow, 26 Januari 1964 ini.
Lebih dari tiga bulan operasi militer Rusia berjalan. Bagaimana situasi hari ini? Mendekati akhir atau masuk babak baru?
Sudah lebih dari tiga bulan operasi khusus kami berlangsung di Ukraina. Apa yang kami dengar dari Kementerian Pertahanan, kami informasikan yang kami dapat dari Ukraina bahwa itu berjalan sesuai rencana dan akan berakhir ketika target akan tercapai.
Sayangnya, ada faktor baru dalam situasi ini, yakni pasokan senjata dari sisi Barat. Dan negara-negara Barat alih-alih mendesak Ukraina untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia, mereka justru mendorong Ukraina masuk ke dalam krisis. Dan sekarang kita tidak melihatnya.
Ada niat dari pihak Ukraina untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia. Tetapi operasi itu sendiri berjalan sesuai rencana dan akan terus berlanjut sampai semua tujuan tercapai.
Wilayah mana? Wilayah Kherson?
Kami memberikan bantuan kemanusiaan di sana. Kami juga menyediakan layanan jaminan sosial mereka yang terputus dari bantuan semacam ini oleh pemerintah Kiev. Jadi, kehidupan akan kembali normal di wilayah ini.
Bagaimana kondisi Ukraina sekarang, bagaimana eskalasinya?
Tentu saja saya dapat mengatakan untuk Ukraina. Ini adalah tragedi, tentu saja. Tetapi Ukraina harus menyalahkan situasi ini kepada pemerintah yang menyeret Ukraina ke dalam krisis ini dan membiarkan Ukraina menjadi instrumen politik serta instrumen militer di tangan Barat.
Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina: Jokowi Ajak Putin dan Zelensky Hadiri KTT G20, Siapa yang akan Datang?
Dan situasi di wilayah yang telah dibebaskan oleh Angkatan Bersenjata Rusia sedang menuju normal dan akan kembali normal. Infrastruktur sedang dibangun kembali, sekolah dibuka, dan kami juga mendengar setidaknya dua kota telah dibebaskan.
Mereka menyatakan bahwa mereka tidak ingin kembali ke Ukraina. Mereka ingin bergabung dengan Rusia. Sebenarnya, kami membantu wilayah ini agar orang-orang yang tinggal di sana bisa kembali ke kehidupan normal.
Bagaimana dengan para tentara Ukraina yang menyerahkan diri di Azovstal? Apa yang akan terjadi pada pasukan itu selanjutnya? Akankah ini menjadi akhir operasi Rusia di Mariupol?
Seperti yang Anda ketahui, pasukan kami telah siap untuk serangan terakhir di Azovstal. Tetapi itu adalah keputusan presiden kami untuk tidak melakukan serangan semacam ini untuk menyelamatkan orang-orang kami sendiri dan untuk menyelamatkan warga sipil dan orang-orang militer yang ada di sana. Kita melihat bahwa hal itu keputusan yang benar-benar tepat, yaitu keputusan yang bijaksana.
Maksudnya?
Saya katakan demikian karena lebih dari 2.000 tentara militan dari Batalyon Azov telah menyerah dan pihak Rusia menjamin hidup mereka akan diselamatkan. Orang-orang Mariupol sangat marah dan pemimpin Batalyon Azov ini harus dibawa pergi dengan kendaraan lapis baja agar orang-orang biasa tidak menyerangnya karena mereka sangat marah dengan kejahatan yang dilakukan Batalyon Azov di Mariupol di Ukraina.
Nyawa para militan ini akan dilindungi. Penyelidikan akan dilakukan oleh otoritas terkait di Rusia dan mereka akan dipisahkan jika beberapa dari mereka tidak terlibat dalam kegiatan kriminal. Jika terlibat, diadili dengan hukum federasi Rusia.
Bagaimana dengan warga sipil?
Perang bukanlah yang kami cari, lebih cepat berakhir lebih baik, tentu saja. Karena kami ingin menyelamatkan warga. Kami ingin menyelamatkan orang Ukraina. Kami ingin menyelamatkan orang Rusia.
Tetapi, sekali lagi, masalahnya adalah Barat mendorong Ukraina untuk melanjutkan perang ini, alih-alih mencoba mendesak pemerintah Ukraina untuk duduk di meja yang sama dengan pihak Rusia dan mencari solusi.
Baca Juga: Ukraina Akan Larang Simbol Penyerangan Rusia Z dan V, tapi Diperbolehkan di Tempat-tempat Ini
Mereka mendesak untuk melanjutkan perang ini, yang sebenarnya menyeret Ukraina lebih dalam ke dalam tragedi dan krisis. Dan Barat memasok senjata, bahwa Amerika Serikat telah menyatakan mereka akan menghabiskan lebih dari USD40 miliar untuk menyediakan senjata.
Untuk Ukraina, mereka hanya menuangkan minyak ke dalam api. Dan sekali lagi, kami tidak melihat adanya niat dari pihak Ukraina beberapa bulan lalu ketika ada beberapa putaran negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
Tetapi sekarang kami hanya melihat dan mendengar pernyataan yang sangat agresif dari Barat bahwa Ukraina harus menang dalam perang ini, kata mereka, dan mereka harus berjuang sampai akhir.
Mereka harus berjuang sampai kemenangan. Yang tentunya, tidak akan pernah terjadi. Itu hanya menyebabkan lebih banyak korban di antara Ukraina dan Rusia, tentu saja.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.