Ia mengaku awalnya tak tahu dan tak berpikir banyak bahwa mereka disiapkan untuk menyerang Ukraina.
Bahkan ia tak mempertanyakan ketika harus menyerahkan ponselnya pada 22 Februari, saat bertugas di Krasnodar, Rusia.
Perwira tersebut mengungkapkan malam itu ia mengecat garis putih di kendaraan militernya.
Kemudian, mereka diperintahkan menghapus cat tersebut.
“Perintah berubah, gambar huruf Z, seperti Zorro,” katanya mengingat saat itu.
“Keesokan harinya kami dibawa ke Krimea. Sejujurnya saya pikir kami tak akan ke Ukraina. Saya tak berpikir bahwa semua berujung seperti ini,” tambahnya.
Saat unitnya berkumpul di Krimea, Presiden Rusia, Vladimir Putin langsung melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari.
Ia mengungkapkan dua hari kemudian mereka diperintahkan untuk masuk ke Ukraina.
“Beberapa orang langsung menolak. Mereka menulis laporan dan pergi. Saya takt ahu apa yang terjadi pada mereka. Saya tak tahu kenapa. Keeseokan harinya kami pergi,” ujar tentara itu.
Sang pewira menegaskan ia tak tahu apa tujuan dari misi ini.
Baca Juga: Putin Disebut Ingin Sebabkan Eropa Tak Stabil dengan Kelaparan dan Krisis Pengungsian
Klaim Putin bahwa Ukraina bagian dari Rusia dan perlu dinazifikasi tak diketahui oleh para tentara Rusia.
“Kami tak dihantam dengan retorika Nazi Ukraina. Banyak yang tak mengerti untuk apa semua ini dan apa yang kami lakukan di sini,” katanya.
Ia mengatakan dirinya mengharapkan solusi diplomatik dan merasa bersalah atas invasi Rusia ke Ukraina.
Namun ia menambahkan dirinya tak berpengalaman dalam politik.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.