SYDNEY, KOMPAS.TV – Partai Buruh Australia yang dipimpin Anthony Albanese meraih suara mayoritas pada pemilu Australia dan mengklaim kemenangan setelah petahana PM Scott Morrison dari kubu Konservatif mengakui kekalahan.
Inilah profil Anthony Albanese yang akan segera dilantik menjadi perdana menteri Australia yang baru, seperti dilansir France24, Minggu (22/5/2022).
Anthony Albanese, Perdana Menteri (PM) Australia yang baru terpilih, tahun lalu sempat dilarikan ke rumah sakit dan kritis setelah sebuah kendaraan besar berpenggerak 4 roda menabrak mobilnya.
"Saya pikir ini selesai sudah (takdir saya)," katanya kepada stasiun radio lokal, kala itu.
Pada saat itu, Partai Buruhnya tertinggal di belakang pemerintah konservatif dalam jajak pendapat, berjuang untuk maju selama pandemi Covid-19.
Tetapi pengalaman hampir mati dalam kecelakaan itu mengubah hidupnya, kata Albanese kepada media.
Setelah kecelakaan, pemimpin oposisi berusia 59 tahun itu pulih di semua lini; mengatasi cedera serius, mengabaikan gemuruh kudeta kepemimpinan partai dan menurunkan berat badan 18 kilogram, sebuah perombakan citra yang membuat semua pihak mengangkat alis terheran-heran.
Jasnya berubah dari longgar menjadi mantap, kacamata berbingkai kawat kutu bukunya diganti dengan bingkai hitam gaya 'Mad Men'.
Namun, yang terpenting, ia mampu mengungguli koalisi konservatif yang berkuasa di negara itu dalam jajak pendapat dan membawa partainya menuju kemenangan.
Baca Juga: Putri Mantan Presiden John F. Kennedy Dipastikan Jadi Dubes AS untuk Australia
Anthony Albanese, dijuluki Albo, terpilih menjadi anggota parlemen tahun 1996, dan dalam pidato pertamanya berterima kasih kepada ibunya, Maryanne Ellery, karena membesarkannya dalam keadaan sulit.
Sebagai seorang anak kecil, untuk menghindarkan orang Albo dari skandal 'tidak sah' dalam keluarga Katolik Roma kelas pekerja di Australia tahun 1960-an yang konservatif secara sosial, dia diberi tahu bahwa ayahnya yang berkebangsaan Italia, Carlo Albanese, meninggal dalam kecelakaan mobil tak lama setelah menikahi ibunya, Maryanne Ellery, di Eropa.
"Saya dibesarkan dengan diberitahu bahwa dia (sang ayah) telah meninggal. Itu keputusan yang sulit. Ini mengatakan sesuatu tentang tekanan yang diberikan pada kaum perempuan," katanya.
Ibunya, yang menjadi pensiunan cacat karena rheumatoid arthritis kronis, mengatakan yang sebenarnya ketika Albo berusia 14 tahun: Ayahnya tidak meninggal dan orang tuanya tidak pernah menikah.
Carlo Albanese adalah seorang pramugara di kapal pesiar ketika pasangan itu bertemu pada tahun 1962 pada satu-satunya perjalanan ke luar negeri sang ibu dalam hidupnya.
Ibu Albo kembali ke Sydney dari perjalanan tujuh bulannya melalui Asia ke Inggris dan benua Eropa, dalam keadaan hamil hampir empat bulan, menurut biografi Anthony Albanese 2016, 'Albanese: Telling it Straight'.
Baca Juga: China dan Kepulauan Solomon Teken Draft Pakta Keamanan, Australia, Selandia Baru dan AS Khawatir
Ibu Albo tinggal bersama orang tuanya di rumah milik pemerintah daerah mereka di pinggiran kota Camperdown ketika anak tunggalnya, Albo, lahir pada 2 Maret 1963.
Anak satu-satunya, Nathan yang lahir tahun 2000, menginspirasi seorang ayah, Albanese, untuk bertemu ayahnya sendiri dengan hanya bermodalkan sebuah foto untuk membantu melacaknya.
Karena kesetiaan kepada ibunya dan rasa takut untuk menyakiti perasaan sang ibu, Albanese menunggu sampai wafatnya tahun 2002 sebelum mencari ayahnya.
Pasangan itu akhirnya bertemu dan dapat berdamai di kampung halaman ayahnya di Barletta, Italia, sebelum ayah Anthony, Carlo Albanese, meninggal dunia tahun 2014.
"Pembicaraan terakhir yang kami lakukan adalah, dia senang kami telah menemukan satu sama lain," kata politisi itu kepada ABC.
Baca Juga: Gawat, Australia Percepat Pembelian Rudal Serang Berjarak Tembak 900 KM
Albanese bergabung dengan Partai Buruh sayap kiri di masa SMA dan kemudian menjadi sangat terlibat dalam politik saat mahasiswa di University of Sydney.
Albanese adalah orang pertama di keluarganya yang pergi bersekolah ke universitas dan mengatakan akar kelas pekerjanya membentuk pandangan dunianya.
"Ini mengatakan banyak tentang negara ini," katanya pada malam pemilihannya, suaranya terdengar parau terhanyut emosi.
"Bahwa seseorang yang berangkat dari dasar yang paling bawah seperti itu dapat berdiri di hadapan Anda hari ini, berharap untuk terpilih sebagai perdana menteri negara ini besok."
Dalam 26 tahun sejak Albanese pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen, Partai Buruh hanya memegang pemerintahan selama lima tahun, selama masa kepemimpinan Kevin Rudd dan Julia Gillard yang penuh gejolak.
Albanese pertama kali menjadi menteri setelah kemenangan pemilu 2007 Rudd dan melesat naik anak tangga jajaran Partai Buruh, akhirnya mengambil alih kepemimpinan partai sebagai oposisi setelah kekalahan telak partai pada 2019.
Sebagai pemimpin Partai Buruh, Albanese terkadang tersandung di saat kampanye, seperti melupakan angka pengangguran negara dan suku bunga pinjaman utama.
Namun seperti orang lainnya yang besar dan belajar di jalanan, Albanese menunjukkan kejujuran yang bercampur kecerdikan, "Setiap orang akan membuat kesalahan dalam hidup mereka. Pertanyaannya adalah apakah Anda belajar darinya. Pemerintah (saat) ini terus mengulangi kesalahan yang sama," katanya.
Sumber : Associated Press/France24/Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.