"Saya pikir... kita akan melihat kembali kepemilikan mobil klasik dengan mesin bensin sebagai semacam anakronisme," prediksinya.
Baca Juga: Dorong Transformasi Energi, Jokowi: 2025 akan Ada 2 Juta Kendaraan Listrik di Indonesia
Tetapi badan payung untuk klub mobil bersejarah, Federation Internationale des Vehicules Anciens (FIVA), tahun 2019 berpendapat, konversi semacam itu menghilangkan karakter mobil yang lebih tua dan sebagai gantinya menyerukan modifikasi yang dapat dibalik.
Bagi para puritan, kebisingan mesin, getaran di sekujur tubuh, dan bau bensin adalah bagian dari kesenangan sebuah mobil klasik dan antik.
Tetapi klien Quitter "tidak tertarik sama sekali". Mereka menginginkan "keandalan" mobil listrik tanpa bau dan asap knalpot kendaraan bensin.
Dia juga menolak keberatan dari mereka yang mengatakan modifikasi mobil klasik seperti itu adalah sebuah tindak penistaan, sambil mengatakan tidak terdengar ada yang mengeluhkan rumah-rumah tua yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan kenyamanan modern.
"Pada akhirnya, ini adalah pertanyaan yang sangat pribadi dalam hal mobil apa, bagi Anda, yang akan dianggap sebagai tindak penistaan dan asusila untuk diubah (menjadi mobil listrik)," katanya, seraya menambahkan kemungkinan besar dia tidak akan pernah mengonversi Aston Martin.
Hal itu diamini Garry Wilson, kepala Aliansi Kendaraan Bersejarah & Klasik HCVA, yang bekerja untuk melestarikan kendaraan antik, merujuk Aston DB5, mobil terkenal James Bond.
Baca Juga: Pertamina dan Grab Kerja Sama Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, Lengkap dengan Baterainya
Mengubah mesin adalah sesuatu yang dilakukan hampir sejak awal sejarah otomotif, tetapi mobil klasik harus diperlakukan dengan hormat, kata Wilson.
"Ada banyak sekali kendaraan di luar sana di mana kita harus mengklasifikasikannya sebagai bagian dari warisan nasional kita, dan oleh karena itu secara teori harus diperlakukan seperti bangunan terdaftar kelas I, dan tidak boleh dimodifikasi," katanya.
"Kita akan terperanjat penuh kengerian jika seseorang memasang jendela PVC baru di Istana Blenheim."
"Terus terang, Gedung Parlemen akan lebih baik dirobohkan dan dibangun kembali dengan bahan modern. Tapi ada Big Ben yang melekat padanya, itu salah satu harta nasional kita."
Wilson juga skeptis tentang manfaat lingkungan dari konversi semacam itu untuk mobil kolektor yang menempuh rata-rata hanya beberapa ratus mil setahun, dibandingkan dengan 7.200 mil setahun untuk mobil kontemporer.
Ini terutama benar jika suku cadang untuk baterai dan mesin berasal dari belahan dunia lain, katanya.
Sebaliknya, dia berpikir solusinya terletak pada bahan bakar sintetis, yang memancarkan CO2 tetapi diproduksi dengan menyerapnya, dan yang dia yakini akan memungkinkan sektor ini untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.