Ramos Horta pun menjadi orang termuda yang memberikan pidato di PBB.
Ia pun sempat menjadi Menteri Luar Negeri dalam pengasingan oleh pemerintah Timor Timur yang berusaha memisahkan diri dari Indonesia.
Pada 1986, Ramos Horta pun menjadi peraih penghargaan Nobel bersama rekannya dari Timor Timur, Uskup Ximenes Belo.
Komite Nobel memutuskan memberikan keduanya penghargaan karena usaha berkelanjutan untuk menghalangi penindasan terhadap rakyat kecil.
Mereka juga mengungkapkan penghargaan itu diharapkan bisa memacu upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk konflik Timor Tiimur berdasarkan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
Ramos Horta juga memainkan peranan penting dalam negosiasi untuk kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia.
Setelah Timor Leste resmi lepas dari Indonesia, ia pun resmi menjadi Menteri Luar Negeri pertama Timor Leste.
Pada 3 Juni 2006, ia juga sempat menjadi Menteri Pertahanan Interim Timor Leste, meski masih menjadi Menlu.
Namun, 22 hari kemudian ia memutuskan mundur dari jabatan Menteri Pertahanan, setelah Perdana Menteri Mari Alkatiri tetap menjabat sebagai PM Timor Leste.
Pada 8 Juli 2006, Ramos-Horta pun dilantik sebagai PM Timor Leste oleh Presiden Xanana Gusmao.
Demi menjadi PM Timor Leste, Ramnos Horta bahkan menepis keputusan dirinya menjadi kandidat Sekjen PBB menggantikan Kofi Annan.
Ramos Horta sendiri sempat mengikuti pemilihan Presiden pada 2007, namun kala itu ia dikalahkan oleh Francisco Guterres.
Baca Juga: Infeksi Cacar Monyet Menyebar di Eropa dan Amerika Utara, Ada Banyak Rantai Penularan
Kini Ramos Horta resmi menjadi Presiden Timor Leste, dan label dirinya sebagai pahlawan mTimor Leste jelas membantunya memenangi pemilihan.
“Ia adalah pahlawan hebat di era kesulitan kami untuk kemerdekaan,” tutur warga Dili, Aderito Herin Martins dilansir dari Al-Jazeera.
Aderita pun berharap Ramos Horta bisa menyelesaikan permasalahan akut di Timor Leste, kemiskinan, seperti yang kerap diperjuangkannya sejak awal karir politik.
“Kini waktu baginya bekerja untuk memperbaiki masalah kritis, yaitu kemiskinan dan pengangguran yang ia janjikan dalam kampanyenya,” lanjut Aderita.
Sumber : humanrights.com/Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.