"Pada tanggal itu, bendera Stars of David akan dikibar-kibarkan di mana-mana dan akan memicu dan mengekskalasi pertentangan keras. Apalagi, 15 Mei adalah hari penting Palestina sebagai Yaum an-Nakbah,” imbuhnya.
Adapun Yaum an-Nakbah atau Hari Nakbah yang berarti Hari Kehancuran, adalah hari peringatan pengusiran Bangsa Palestina yang diperingati pada 15 Mei, satu hari setelah hari kemerdekaan Israel.
Sudarnoto memperkirakan, tindakan kekerasan dan kejahatan Zionis akan semakin meningkat di beberapa hari ke depan ini, ujar dia.
“Perlu langkah-langkah cepat membangun aliansi tokoh lintas agama dan bangsa, jurnalis, intelektual, aktivis kemanusiaan dan HAM, politisi, kaum profesional dan bahkan kaum terpelajar lainnya termasuk mahasiswa untuk mendesak agar Israel diberi sanksi internasional,” ujar Sudarnoto.
Baca Juga: Israel Banjir Kecaman usai Tembak Mati Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Lebih lanjut Sudarnoto memaparkan, melawan Israel dan membela Palestina adalah membela kemanusiaan universal, membela kedaulatan dan keadilan dan membela kesucian agama apa pun.
Khusus bagi umat Islam, lanjutnya, perjuangan membela bangsa Palestina dan eksistensi Masjid al-Aqsa adalah panggilan agama dan sekaligus kemanusiaan yang sifatnya abadi sepanjang Israel masih menjajah.
Ia mengatakan, kematian Shireen Abu Akleh memang takdir Allah, akan tetapi pembunuhan terhadap Shireen adalah sebuah kejahatan dan kebiadaban yang tidak boleh dibiarkan. Pelaku dan pemerintah Israel harus bertanggung jawab.
Duka terhadap Shireen Abu Akleh, tekannya, adalah duka kemanusiaan.
“Kepada tokoh dan masyarakat (diaspora) Yahudi baik di Indonesia maupun di negara-negara lain diserukan agar secara sendiri maupun bersama dengan masyarakat lainnya memberikan empati mengintensifkan dukungan kepada perjuangan rakyat dan bangsa Palestina sekaligus mengecam tindakan jahat Zionis,” ujar Sudarnoto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.