Bagi para peneliti, fakta bahwa mereka tumbuh saja sudah sangat luar biasa.
Rekan pemimpin studi Rob Ferl, asisten wakil presiden penelitian Universitas Florida, mengatakan dia merasa "senang melihat kehidupan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya."
"Melihat tanaman tumbuh adalah pencapaian yang mengatakan, kita bisa pergi ke bulan dan menanam makanan kita, membersihkan udara kita, dan mendaur ulang air kita menggunakan tanaman seperti yang kita gunakan di Bumi. Ini juga merupakan semacam wahyu, bahwa kehidupan terestrial tidak terbatas hanya di Bumi," tambah Dr Ferl.
Arabidopsis, juga disebut selada thale, banyak digunakan dalam penelitian ilmiah, termasuk eksperimen sebelumnya di orbit, karena siklus hidupnya yang cepat dan pemahaman yang mendalam tentang genetikanya.
Baca Juga: Waduh, Ahli Peringatkan Manusia akan Saling Makan jika Tinggal di Luar Angkasa, Kenapa?
NASA menyediakan 12 gram, hanya beberapa sendok teh regolith, yang dikumpulkan selama misi Apollo 11, Apollo 12 dan Apollo 17.
Para peneliti menanam tiga atau empat benih dalam selusin wadah yang dibasahi dengan larutan nutrisi dan kemudian menempatkannya di laboratorium pada suhu sekitar 23 derajat Celcius di bawah lampu LED yang mengeluarkan rona merah muda.
Lalu benih tumbuh dalam waktu tiga hari. Setelah sekitar satu minggu pertumbuhan, para peneliti mengeluarkan semua kecuali satu tanaman dari setiap wadah.
Satu tanaman itu kemudian dibiarkan tumbuh sampai berumur 20 hari, dengan daunnya kemudian dipanen untuk menilai aktivitas gen.
Para peneliti juga menentukan, regolith yang mengalami paparan sinar kosmik dan angin matahari yang lebih lama di permukaan bulan kurang ramah untuk pertumbuhan.
Tanaman bumi dapat membantu orang membangun pos terdepan di tempat-tempat seperti bulan dan Mars, seperti yang digambarkan dalam film "The Martian" tahun 2015 ketika seorang astronot menanam kentang di Planet Mars.
Program Artemis NASA membayangkan orang-orang kembali menginjakkan kaki di permukaan bulan di tahun-tahun mendatang.
"Tumbuhan sangat tertanam dalam ilmu eksplorasi ruang angkasa karena peran pendukung kehidupan mereka, terutama ketika kita mempertimbangkan untuk meninggalkan Bumi untuk waktu yang lama," kata Dr Ferl.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Journal of Communications Biology
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.