TOKYO, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin memberi sinyal bakal bergabung dengan NATO, Rabu (11/5/2022).
Ia menyebut, kemungkinan negaranya bergabung dengan NATO adalah demi keamanan warganya.
Ia juga menyerukan komunitas internasional untuk bersatu dalam meningkatkan sanksi terhadap Rusia.
Melansir Associated Press, Finlandia dan Swedia, dua negara non-aliansi, pekan ini akan mengumumkan posisi mereka dalam keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu.
Ini bisa menjadi pukulan serius terhadap Rusia yang militernya tengah berjuang merebut kota-kota di Ukraina.
Baca Juga: Ancaman Mengerikan Rusia jika Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Siapkan Pengerahan Senjata Nuklir
“Jika Finlandia mengambil langkah bersejarah ini, maka itu adalah demi keamanan warga negara kami,” ujar Marin dalam konferensi pers usai melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, Jepang, Rabu.
“Bergabung dengan NATO akan memperkuat seluruh komunitas internasional yang menjunjung nilai-nilai bersama,” imbuhnya.
Marin menyebut, dirinya dan Kishida mendiskusikan "agresi mengerikan Rusia terhadap Ukraina dan segala konsekuensinya".
Sanksi terhadap Moskow, kata Marin, harus meliputi sektor energi, keuangan, dan transportasi yang lebih luas daripada sekarang.
Baca Juga: Finlandia Bakal Gabung NATO, Rudal Rusia Mengancam
Kishida juga berterima kasih atas kedatangan Marin jauh-jauh dari Helsinki.
Pemerintahan Jepang, kata Kishida, masih memikirkan keanggotaan NATO.
Kishida juga mengungkapkan keinginan Jepang untuk meningkatkan kerja sama dengan Finlandia dalam merespons invasi Rusia terhadap Ukraina.
Pun, memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, di mana Jepang harus menghadapi ancaman dari Korea Utara dan kebangkitan kekuatan militer China.
Kishida dan Marin sepakat untuk memperberat sanksi bagi Moskow dan memberi dukungan pada Ukraina.
Baca Juga: Tak Terima Disanksi Tokyo, Rusia Balas Larang Masuk Perdana Menteri dan Belasan Pejabat Jepang
Jepang segera berhabung dengan negara-negara industrialis dan Uni Eropa dalam memberlakukan sanksi menyusul invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Tokyo khawatir, perang di Ukraina akan memicu langkah militer yang lebih tegas dari China di Laut China Selatan dan Timur. Di kawasan itu, China berpolemik dengan sejumlah negara atas klaim sepihaknya atas wilayah itu.
Jepang telah membekukan aset para pemimpin Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin serta para pejabat pemerintah dan miliuner Rusia yang dekat dengannya.
Jepang juga membatasi perdagangan dengan Rusia dan mengumumkan keputusan untuk menghentikan impor batu bara dan minyak mentah dari negara itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.