Baca Juga: Sihir Politik Sang Diktator Ferdinand Marcos Belum Sirna dari Filipina
Dua dari pemohon, termasuk kelompok kiri Akbayan, mengatakan mereka akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung.
Wali Kota Manila Francisco Domagoso, yang berada di urutan keempat, menjadi calon presiden pertama yang mengakui kekalahan.
Kemenangan besar bagi Marcos Jr adalah mengamankan putri Presiden Rodrigo Duterte, Sara Duterte-Carpio, sebagai pasangan wakil presidennya.
Dia memenangkan lebih dari tiga kali jumlah suara dibandingkan dengan saingan terdekatnya dan juga kemungkinan memperluas daya tarik Marcos di banyak bidang.
Kelompok HAM Filipina Karapatan meminta rakyat Filipina untuk menolak kepresidenan Marcos yang baru, yang dikatakan dibangun di atas kebohongan dan disinformasi "untuk menghilangkan anyir citra menjijikkan Marcos".
"Marcos Jr belum secara terbuka mengakui kejahatan ayah dan peran keluarganya, sebagai penerima manfaat langsung," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Marcos Jr terus meludahi kuburan dan penderitaan yang dialami oleh semua korban darurat militer Marcos dengan berpura-pura tidak tahu tentang banyak kekejaman yang terdokumentasi."
Baca Juga: Anak Diktator Marcos Menang di Pilpres Filipina, Amnesty Khawatirkan Kondisi HAM
Sementara itu, Amnesty International menuduh Marcos Jr dan pasangannya menghindari pembahasan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk yang dilakukan di bawah darurat militer dan selama perang berdarah Presiden Duterte terhadap narkoba.
Marcos Jr, yang menghindari debat dan wawancara selama kampanye, baru-baru ini memuji ayahnya sebagai seorang jenius dan negarawan, tetapi juga kesal dengan pertanyaan tentang era darurat militer.
Marcos Jr menyebut dirinya seorang politisi yang berhati-hati, dan dalam sebuah catatan harian, ayahnya pernah mengatakan dia khawatir tentang putranya sebagai seorang anak yang terlalu "malas dan periang".
Saat penghitungan suara menunjukkan kemenangan Marcos Jr, Leni Robredo mengatakan kepada para pendukungnya untuk melanjutkan perjuangan mereka demi kebenaran hingga pemilihan berikutnya.
"Butuh waktu untuk membangun struktur kebohongan. Kami punya waktu dan kesempatan untuk melawan dan membongkar ini," katanya.
Marcos Jr memberikan sedikit petunjuk tentang jejak kampanye seperti apa agenda kebijakannya, tetapi secara luas diharapkan mengikuti Presiden Rodrigo Duterte yang akan keluar, yang menargetkan pekerjaan infrastruktur besar, hubungan dekat dengan China dan pertumbuhan yang kuat.
Gaya kepemimpinan Duterte yang keras membuatnya mendapat dukungan besar.
Dr Aries Arugay, seorang profesor ilmu politik, mengatakan bahwa Marcos Jr memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk membuktikan bahwa dia tulus tentang persatuan, "Polarisasi ini akan tetap terjadi," katanya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.