Tetapi perdagangan antara keduanya berangsur-angsur membaik, dan pada bulan Januari Erdogan mengatakan dia merencanakan kunjungan ke Arab Saudi.
Baca Juga: Turki Keberatan dengan Rencana AS Bikin Armada NATO di Laut Hitam
Awal bulan ini, pengadilan Istanbul menghentikan persidangan in absentia dari 26 tersangka Saudi yang terkait dengan kematian Khashoggi, mentransfer kasus tersebut ke Riyadh.
Keputusan Turki membuat marah para aktivis hak asasi manusia dan janda Khashoggi, Hatice Cengiz, yang bersumpah untuk mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi.
Dampak dari pembunuhan Khashoggi terus merusak citra Arab Saudi, terutama di Amerika Serikat.
Kunjungan Erdogan akan dilihat sebagai kemenangan oleh pejabat Saudi yang ingin bergerak maju, kata analis politik Saudi Ali Shihabi.
"Tentu saja itu sebuah pembenaran," kata Shihabi. "Erdogan diisolasi dan membayar harga ekonomi yang tinggi dalam kerugian ekonomi besar-besaran akibat boikot ekonomi dan perjalanan, itulah sebabnya dialah yang datang ke Saudi".
Kedua negara akan diuntungkan, tambahnya, karena Erdogan "membutuhkan arus perdagangan dan pariwisata dari Saudi, dan Saudi lebih suka dia 'berpihak' dalam berbagai masalah regional, dan mungkin terbuka untuk membeli senjata Turki. "
Baca Juga: Erdogan Ingatkan Zelensky: Evakuasi Warga Sipil Ukraina di Mariupol Harus Terorganisir
Kepentingan ekonomi adalah "pendorong utama, paling utama" kunjungan Erdogan, kata Dina Esfandiary, penasihat senior Timur Tengah untuk International Crisis Group.
“Sepertinya Turki telah melupakan Khashoggi, dan saya yakin Saudi menghargai itu,” kata Esfandiary.
Turki mengalami tingkat inflasi tahunan yang mencapai 60 persen dan gelombang protes jalanan musim dingin, yang merusak popularitas Erdogan menjelang pemilihan umum tahun depan.
Erdogan sekarang mencari dukungan dari negara-negara Teluk, yang berselisih dengannya satu dekade terakhir sejak pemberontakan Musim Semi Arab atau Arab Spring.
Terakhir kali Erdogan mengunjungi Arab Saudi adalah pada tahun 2017, ketika ia mencoba menengahi perselisihan antara kerajaan dan negara-negara Teluk lainnya melawan Qatar.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.