WASHINGTON, KOMPAS.TV - China ternyata melakukan kegiatan mata-mata siber ke Rusia, negara yang diyakini sebagai sekutu pentingnya.
Apa yang dilakukan China tersebut diungkapkan oleh penelitian perusahaan keamanan siber Amerika Serikat (AS), Securework.
Menurut mereka, kelompok hacker atau peretas yang berafiliasi dengan Pemerintah China melakukan kegiatan mata-mata menggunakan malware atau perangkat lunak perusak.
Malware tersebut disamarkan sebagai dokumen resmi atau pengunduhan yang sah.
Baca Juga: Mata-Mata AS Terlibat dalam Terbunuhnya 8 Jenderal Rusia di Ukraina
Pernyataan ini jelas mengejutkan, mengingat kedekatan China dengan Rusia.
China merupakan salah satu negara yang menolak mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.
Selain itu, China cenderung membela Rusia yang dikutuk oleh banyak negara Barat karena serangan tersebut.
Tetapi, mereka dilaporkan mengubah posisi dunia maya mereka sebagai tanggapan atas masalah tersebut.
“Perang di Ukraina telah mendorong banyak negara untuk mengerahkan kemampuan siber mereka untuk mendapatkan wawasan tentang peristiwa global, intrik politik, dan motivasi,” ujar para peneliti tersebut, dikutip dari The Sun.
“Keinginan untuk kesadaran situasional ini sering mengarah pada pengumpulan informasi rahasia, bahkan dari sekutu dan teman-teman sendiri,” lanjutnya.
Menurut mereka, kelompok hacker China tersebut telah menyusup ke server dengan dokumen umpan yang ditulis dalam bahasa Inggris.
Jika diklik, dokumen umpan itu diduga menginstal tiga dokumen berbahaya tambahan.
Bagian dari skema ini adalah malware yang disebut PlugX yang memberi para peretas akses ke host yang disusupi untuk mengekstrak informasi sistem yang sensitif.
Selain itu, skema itu juga mengunggah dan mengunduh file, dan menjalankan perintah jarak jauh.
Baca Juga: Dalam Dua Pekan, Lima Psikolog Ukraina Terima 400 Pengaduan Pemerkosaan oleh Tentara Rusia
Program seperti PlugX dijuluki trojan akses jarak jauh atau RAT yang memberi peretas kendali penuh atas perangkat.
Jejak petunjuk mengarahkan para peneliti bahwa kelompok peretas yang berafiliasi dengan China adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan siber di Rusia.
Para peneliti menentukan bahwa peretasan terhadap Rusia, dirancang serupa dengan peretasan yang menerpa Vatikan pada 2020.
Para ahli pun mengaitkan kedua peretasan itu dilakukan oleh peretas yang sama di China.
Sumber : The Sun
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.