Pejabat AS mengutip anekdot seperti tank Rusia dengan pengemudi tunggal dan tanpa awak, dan peralatan di bawah standar yang rentan terhadap kerusakan atau ketinggalan zaman.
Dalam eskalasi retorika Rusia yang mencolok, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov ditanya di TV pemerintah pada Senin malam (25 April) tentang prospek Perang Dunia Ketiga dan apakah situasi saat ini dapat dibandingkan dengan krisis rudal Kuba 1962 yang hampir menyebabkan perang nuklir. .
"Bahayanya serius, nyata. Dan kita tidak boleh meremehkannya," kata Lavrov, menurut transkrip wawancara kementerian itu.
"NATO, pada dasarnya, terlibat dalam perang dengan Rusia melalui proxy dan mempersenjatai proxy itu. Perang ya perang."
Baca Juga: AS akan Jual Senjata ke Ukraina Senilai Rp2,38 T
Juru bicara Pentagon John Kirby mengecam apa yang disebutnya sebagai "retorika eskalasi" Lavrov.
"Ini jelas tidak membantu, tidak konstruktif, dan tentu saja tidak menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan (kekuatan dunia) yang bertanggung jawab di ruang publik," kata Kirby.
"Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan. Tidak ada alasan bagi konflik saat ini di Ukraina untuk mencapai tingkat itu sama sekali."
Mark Milley, Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan kepada wartawan saat terbang ke pertemuan bahwa beberapa minggu ke depan di Ukraina akan "sangat, sangat kritis".
"Mereka membutuhkan dukungan berkelanjutan agar berhasil di medan perang. Dan itulah sebenarnya tujuan konferensi ini," katanya, menggambarkan tujuannya sebagai koordinasi bantuan yang mencakup senjata berat seperti artileri howitzer.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, mengatakan kepada surat kabar pemerintah Rossiyskaya Gazeta bahwa Ukraina dapat bubar menjadi "beberapa negara".
Komentarnya menyarankan berlanjutnya perang dapat menyebabkan perpecahan Ukraina, dimana Moskow akan berusaha untuk menyalahkan lawan-lawannya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.