Baca Juga: Kabar Gembira! Rusia Janji Akhiri Serangan Militer ke Ukraina, tapi NATO Harus Ikuti Syarat Ini
Haidai mengatakan Rusia, setelah merebut kota kecil Kreminna, sekarang merangsek ke arah kota Rubizhne dan Popasna. Dia mengimbau seluruh warga untuk segera mengungsi.
“Para penjajah hanya mengendalikan sebagian kota-kota ini, dan tidak dapat menerobos ke pusat-pusatnya,” kata Haidai di aplikasi perpesanan Telegram.
Para analis mengatakan serangan di timur bisa menjadi perang hancur-hancuran, karena Rusia menghadapi pasukan Ukraina yang paling berpengalaman dan tangguh, yang memerangi separatis pro-Moskow di Donbas selama delapan tahun.
Rusia mengatakan telah memberi Ukraina rancangan dokumen yang menguraikan tuntutannya untuk mengakhiri konflik, beberapa hari setelah Putin mengatakan pembicaraan itu "jalan buntu."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “bola ada di tangan mereka, kami menunggu tanggapan.” Dia tidak memberikan rincian tentang rancangan itu, dan tidak jelas kapan itu dikirim atau apakah itu menawarkan sesuatu yang baru kepada Ukraina, yang mengajukan tuntutan mereka sendiri bulan lalu.
Zelenskyy mengatakan dia belum melihat atau mendengar proposal tersebut, meskipun salah satu penasihat utamanya mengatakan pihak Ukraina sedang meninjaunya.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelensky: Sanksi ke Rusia Berikutnya Harus Sangat Menyakitkan
Moskow lama menuntut Ukraina membatalkan niat untuk bergabung dengan NATO. Ukraina menanggapi dengan mengatakan akan menyetujuinya dengan imbalan jaminan keamanan dari negara lain.
Sumber ketegangan lainnya termasuk status Semenanjung Krimea, yang direbut oleh Moskow tahun 2014, dan Ukraina timur, di mana separatis mendeklarasikan republik merdeka yang diakui oleh Rusia.
Awal pekan ini, Ukraina mengatakan Rusia menjatuhkan bom kelas berat untuk meratakan sisa-sisa pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Beberapa ribu tentara Ukraina, menurut perkiraan Rusia, bertahan di pabrik tersebut, di dalam labirin terowongan dan bunker sisa perang dingin yang tersebar di wilayah seluas 11 kilometer persegi. Zelenskyy mengatakan sekitar 1.000 warga sipil juga terjebak.
Rusia berulang kali mengeluarkan ultimatum untuk menyerah, tetapi Ukraina mengabaikannya.
Lebih dari 100.000 orang secara keseluruhan diyakini terperangkap di Mariupol dengan hanya sedikit makanan, air, obat-obatan atau pemanas ruangan. Populasi kota sebelum perang adalah 400.000 orang.
Seorang penasihat Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, mengatakan di Twitter, dia dan negosiator Ukraina lainnya siap untuk mengadakan perundingan tanpa syarat untuk menyelamatkan nyawa personel tempur mereka di Mariupol dan warga sipil yang terperangkap. Sejauh ini belum ada tanggapan dari Rusia.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.