Kota ini telah mengalami pembengkakan populasi di mana orang tua, ibu dan anak-anak mencoba melarikan diri dari perang.
“Mimpi buruk perang telah mengejar kami bahkan di Lviv,” kata Lyudmila Turchak, yang melarikan diri dengan dua anak dari kota timur Kharkiv. “Tidak ada lagi tempat di Ukraina di mana kita bisa merasa aman.”
Baca Juga: Puluhan Ribu Veteran Suriah Siap Bantu Rusia Serang Ukraina, Termasuk Divisi Pasukan Harimau
Lviv, kota terbesar dan pusat transportasi utama di Ukraina barat, berjarak sekitar 80 kilometer dari Polandia, anggota NATO.
Rusia mengeluhkan peningkatan aliran senjata Barat ke Ukraina dan memperingatkan bantuan tersebut dapat membawa konsekuensi.
Di media pemerintah Rusia, beberapa pembawa berita menuduh jumlah pasokan memperlihatkan dengan jelas keterlibatan Barat dalam perang melawan Rusia.
Sebuah ledakan kuat juga mengguncang Vasylkiv, kota di selatan ibu kota Kiev yang merupakan rumah bagi sebuah pangkalan udara, menurut penduduk. Tidak segera jelas apa yang dihantam serangan tersebut.
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, dilanda bombardir udara dan artileri yang menewaskan sedikitnya tiga orang, menurut wartawan Associated Press di tempat kejadian.
Salah satu korban tewas adalah seorang wanita yang tampak keluar untuk mengambil air di tengah hujan. Dia ditemukan dengan tabung air dan payung di sisinya.
Baca Juga: Pabrik Baja Azovstal di Mariupol Disebut Benteng Pertahanan Terbaik untuk Pasukan Ukraina
Analis militer mengatakan Rusia meningkatkan serangannya terhadap pabrik senjata, rel kereta api, dan infrastruktur lainnya menjelang serangan besar-besaran di Donbas.
Moskow mengatakan rudalnya menghantam lebih dari 20 sasaran militer di timur dan tengah Ukraina pada hari terakhir, termasuk gudang amunisi, markas komando dan kelompok pasukan dan kendaraan.
Ia juga melaporkan artileri menghajar 315 target tambahan Ukraina dan pesawat tempur Rusia melakukan 108 serangan terhadap pasukan dan peralatan militer. Klaim Rusia itu dikatakan Associated Press belum dapat diverifikasi secara independen.
Jenderal Richard Dannatt, mantan kepala Angkatan Darat Inggris, mengatakan kepada Sky News bahwa Rusia sedang melancarkan kampanye "pelunakan" menjelang serangan Donbas.
Seorang pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas penilaian Pentagon tentang perang, mengatakan sekarang ada 76 unit tempur Rusia, yang dikenal sebagai kelompok taktis batalion atau Battalion Tactical Group, di timur dan selatan Ukraina, naik dari 65 BTG minggu lalu.
Itu bisa berarti umlahnya sekitar 50.000 hingga 60.000 tentara, berdasarkan apa yang dikatakan Pentagon pada awal perang bahwa setiap BTG adalah kekuatan unit khas dengan komposisi 700 hingga 800 tentara dan peralatan tempur, tetapi jumlahnya sulit ditentukan pada tahap ini dalam pertempuran.
Baca Juga: Menlu Ukraina: Mariupol Sudah Tidak Ada, Rata dengan Tanah
Pejabat itu juga mengatakan empat penerbangan kargo AS tiba di Eropa hari Minggu, bagian dari pengiriman awal senjata dan bahan lainnya ke Ukraina dari paket 800 juta dollar AS yang diumumkan oleh Washington pekan lalu.
Selain itu, pelatihan personel Ukraina tentang howitzer 155 mm AS akan dimulai dalam beberapa hari ke depan.
Penundukan Mariupol, di mana Ukraina memperkirakan 21.000 orang telah tewas, dipandang sebagai kunci.
Pasalnya, dengan mendapat Mariupol, Rusia dan Donetsk serta Lugansk akan mendapat pelabuhan vital Ukraina dan mewujudkan jembatan darat antara Rusia dan Semenanjung Krimea, yang direbut dari Ukraina dari 2014.
Pejabat pertahanan AS mengatakan jika pasukan Rusia berhasil mengambil kendali penuh atas Mariupol, Rusia dapat membuat hampir selusin kelompok taktis batalyon untuk digunakan di tempat lain di front tempur Donetsk dan Lugansk.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.