Gencarnya bombardir Rusia membuat Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut Mariupol bisa dikategorikan “tidak ada” karena besarnya kehancuran.
Meskipun demikian, pihak Ukraina bersikeras tak mau menyerahkan Mariupol yang bertahan sejak awal invasi. Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menyebut pihaknya siap menyelesaikan perang melalui perundingan, tetapi tidak akan menyerah.
“Kami akan berjuang hingga akhir, untuk menang dalam perang ini,” kata Shmyhal kepada televisi ABC via Associated Press.
Moskow sendiri menegaskan pihaknya tidak akan memberi ampun jika pasukan Ukraina di Mariupol tidak menyerah.
“Semua yang tetap melawan akan dihancurkan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov.
Pihak Ukraina menyebut Rusia terus mengirim serangan udara ke Mariupol. Rusia juga diperkirakan tengah mempersiapkan pendaratan dengan kapal amfibi untuk memperkuat pasukan darat.
Kesuksesan merebut Mariupol akan meningkatkan kapabilitas Rusia mengirim serangan besar ke Donbass.
Direbutnya Mariupol pun akan memberi pemerintahan Presiden Vladimir Putin kemenangan untuk meyakinkan rakyat Rusia.
Pasalnya, invasi ke Ukraina selama ini cenderung memberi Rusia kegagalan memalukan, termasuk hancurnya kapal perang Moskva pada 14 April lalu.
Baca Juga: Pasukan Ukraina di Mariupol Tolak Perintah Rusia untuk Menyerah: Pertahanan Akan Terus Dilakukan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.