BEIRUT, KOMPAS.TV - Puluhan ribu veteran perang sipil Suriah dilaporkan akan bergabung dengan militer Rusia dalam “tahap kedua” invasi ke Ukraina.
Isu bergabungnya veteran Suriah dalam invasi ke Ukraina telah bergulir sejak Maret lalu.
Akan tetapi, hingga berita ini diturunkan, baru sedikit kombatan yang tiba di Rusia untuk melakoni latihan militer sebelum dikirim ke medan tempur.
Pada awal invasi, Kremlin berseloroh bahwa terdapat lebih dari 16.000 orang dari Timur Tengah yang ingin membantunya menginvasi Ukraina.
Namun, pejabat-pejabat Amerika Serikat (AS) dan aktivis pemonitor Suriah menyebut jumlah kombatan yang gabung Rusia belumlah signifikan.
Meski demikian, analis menyebut kondisinya bisa berubah jelang dimulainya “tahap kedua” invasi.
Moskow sendiri mengumumkan akan menggelar fase kedua invasi sejak akhir Maret lalu, memfokuskan serangan ke kawasan Donbass di timur Ukraina.
Baca Juga: Sosok Alexander Dvornikov, Jagal Suriah yang Dipercaya Putin Pimpin Pasukan Rusia di Ukraina
Analis memperkirakan veteran perang Suriah akan semakin banyak bergabung dengan Rusia dalam serangan besar ke Donbass yang akan datang.
Terlebih lagi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjuk komandan perang baru di Ukraina, Jenderal Alexander Dvornikov, pejabat yang juga mengomando pasukan Rusia di Suriah selama perang sipil.
Jenderal Dvornikov diketahui dekat dengan berbagai pasukan paramiliter Suriah yang dilatih Rusia selama perang sipil.
Menurut Ahmad Hamada, desertir pasukan Suriah yang kini menjadi analis militer di Turki, veteran Suriah kemungkinan besar akan bergabung dalam “serangan besar” Rusia di timur Ukraina.
Terdapat berbagai elemen yang dilaporkan sudah mendaftarkan diri untuk membantu invasi, termasuk pasukan reguler Suriah, mantan pemebrontak, serta kombatan yang menghadapi ekstremis ISIS selama perang sipil.
Salah satu elemen yang paling disorot adalah Divisi Pasukan Misi Khusus ke-25 alias “Pasukan Harimau” yang dipimpin Brigjen Suhail Al-Hasan.
Pasukan Brigjen Al-Hasan berperan penting memerangi pemberontak selama perang sipil.
Putin bahkan memujinya secara pribadi dan menyebut kerja samanya dengan Rusia akan “berujung kesuksesan besar pada masa mendatang.”
Pasukan Harimau memenangkan sejumlah pertempuran penting bagi pihak Bashar Al-Assad selama perang sipil.
Salah satunya adalah keberhasilan pasukan Suriah merebut jalan raya penting di Idlib, wilayah enklav yang dikuasai pemberontak.
Rami Abdurrahman, kepala organisasi Syrian Observatory for Human Rights menyebut sekitar 40.000 orang telah mendaftar untuk membantu perang Rusia.
Sebanyak 22.000 dengan militer reguler Rusia, sedangkan 18.000 dengan jejaring tentara bayaran Wagner Group.
Menurut Abdurrahman, sekitar 700 anggota Pasukan Harimau pimpinan Al-Hasan telah meninggalkan Suriah untuk bergabung dengan pasukan Rusia beberapa pekan terakhir.
Kata dia, elemen pasukan lain yang bergabung yakni Divisi ke-5 Suriah yang dilatih Rusia; Brigada Baath, sayap milisi dari Partai Baath yang menyokong Bashar Al-Assad; serta Brigada Al-Quds Palestina yang terdiri dari pengungsi Palestina di Suriah.
Semua elemen pasukan itu bertempur bersama Rusia selama perang sipil Suriah.
“Rusia mencari pejuang berpengalaman. Mereka tidak menginginkan siapa pun yang tidak dillatih oleh Rusia,” kata Abdurrahman kepada Associated Press.
Baca Juga: Putin Ganti Komandan Serangan Rusia ke Ukraina, Kini Dipimpin Jenderal yang Bertugas di Suriah
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.