KIEV, KOMPAS.TV - Seorang prajurit Ukraina yang selamat dari ruang penyiksaan Rusia mengungkapkan kengerian yang disaksikannya.
Ia mengaku melihat bagaimana pasukan Presiden Rusia, Vladimir Putin memukuli tawanan hingga tewas.
Prajurit tersebut, yang hanya diketahui bernama Dima mengungkapkan para tawanan diikat dan ditutup matanya, saat ia mendengarkan sesama tentara yang ditawan berteriak saat pasukan Rusia mematahkan tulang rusuknya.
Kepada The Independent, Dima melihat bagaimana tawanan bernama Kolya dipukuli tepat di sampingnya.
Baca Juga: Putin Dikhwatirkan Nekat Serang Pangkalan NATO, Demi Hentikan Pasokan Senjata ke Ukraina
Kolya ditahan karena tuduhan mencela pemerintahan Putin di depan umum.
“Saya berteriak kepada penjaga, ‘ia sekarang, ia sekarat’. Saya mencoba dengan kaki terikat saya mendorong sebotol air ke arahnya,” ujar Dima.
“Yang mereka lakukan hanya tertawa. ‘Jika ia tewas, ya ia tewas. Semua rakyat Ukraina harus mati’. Saya terus memanggil Kolya, tetapi ia tak membalas,” tambahnya.
Dia mengungkapkan tubuh Kolya terus berada di sampingnya hingga pagi dan kemudian dipindahkan oleh tentara Rusia, yang kemudian membawa dua orang.
Selama 10 hari pembunuhan brutal, Dima mengungkapkan para tawanan menjadi subyek dari perlakuan yang lebih kejam.
Selain penyiksaan, mereka juga dibuat kelaparan, dan menjadi sasaran beberapa eksekusi palsu, diancam diperkosa dan dipaksa duduk di kotoran mereka sendiri oleh tentara di ruang bawah tanah di bawah aula utama Stasiun Trostyanets.
Ia mengungkapkan ada delapan tawanan dan semuanya ditelanjangi, ditusuk dan disetrum saat Rusia menduduki Kota Bel Trew di Sumy.
Ruang bawah tanah tersebut, yang digambarkan sebagai ruang penyiksaan dengan hanya selebar beberapa meter. Selain itu di dindingnya berlumuran darah.
Sekitar tiga tawanan tewas atau hilang, termasuk seorang veteran militer.
Keberadaan jasad mereka hingga saat ini masih belum diketahui.
Baca Juga: Kremlin Dituduh Gunakan Tentara Anak, Gantikan Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina
Belum ada tanggapan dari pihak Rusia mengenai apa yang diungkapkan Dima itu. Namun sebelum Dima, seorang penerjemah Ukraina menceritakan bagaimana ia disiksa secara brutal oleh pasukan Rusia yang memenjarakannya selama 9 hari.
Pengakuan mengejutkan yang diberikan oleh Nikita, penerjemah yang bekerja untuk Rado France hanyalah cerita terbaru yang muncul tentang Teknik dan kebijakan kejam yang diperintahkan Putin dalam invasinya ke Ukraina.
Menurut Wartawan Tanpa Batas (RSF), Nikita dipukuli dengan batang besi, disiksa dengan listrik dan menjadi sasaran eksekusi palsu selama penahanannya.
Nikita yang sudah bekerja di media asing selama nyaris satu dekade ditahan tentara Rusia pada 5 Maret lalu.
Sumber : The Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.