Baca Juga: Begini Sengitnya Persaingan Menuju Putaran 2 Pemilu Memperebutkan Kursi Presiden Prancis
Penentangan Le Pen terhadap penggunaan hijab, disebut para pengkritiknya membuatnya berbahaya bagi persatuan Prancis. Mereka menuding Le Pen telah menstigmatisasi jutaan muslim Prancis.
Le Pen juga hendak memangkas imigrasi dan melarang penyembelihan hewan untuk daging halal.
Pada Jumat (15/4), Macron juga mendebat seorang perempuan muslim berhijab dalam siaran langsung France-Info.
Macron menjaga jarak dengan Le Pen dengan menyebut bahwa dirinya tak akan mengubah undang-undang apa pun. Namun, Macron berkilah bahwa pelarangan hijab di sekolah-sekolah Prancis merupakan bagian dari prinsip sekuler yang dianut negara itu.
Perempuan bernama Sara El Attar itu menyebut dirinya merasa terhina atas komentar Macron sebelumnya. Macron mengatakan bahwa hijab mengacaukan hubungan antara lelaki dan perempuan.
“Perempuan Prancis telah dihukum selama beberapa tahun terakhir gara-gara kain syal sederhana, tanpa ada seorang pemimpin pun yang berkenan mencela ketidakadilan ini,” kata El Attar.
“Orang-orang keliru menyangka bahwa kami berhijab bukan karena pilihan pribadi, tetapi karena lelaki membuat kami mengenakan hijab,” ujar El Attar kembali menegaskan argumen yang dipegang oleh banyak perempuan berhijab di Prancis.
Baca Juga: Macron Hadapi Lawan Berat di Pilpres Prancis Putaran 2, Kekuatan Politik Bersatu Hadapi Sayap Kanan
“Bagi saya pribadi, pertanyaan tentang hijab bukanlah obsesi,” sahut Macron menangkis.
Namun, kritik menyebut pemerintahannya telah memicu prasangka buruk terhadap muslim. Tindakan keras berupa penutupan sejumlah sekolah, masjid dan organisasi Islam diklaim pemerintah Macron sebagai upaya sejumlah muslim menginterpretasikan Islam yang lebih ketat di Prancis.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.