Dalam pidato yang menyeluruh itu, mantan diplomat karir AS tersebut mengatakan CIA mulai musim gugur tahun lalu mengumpulkan intelijen yang "mengganggu dan terperinci" tentang rencana Putin untuk serangan baru besar-besaran ke Ukraina.
Burns mengatakan Presiden Joe Biden mengirimnya ke Moskow pada November untuk menyampaikan langsung kepada Putin dan beberapa penasihat terdekatnya tentang betapa dalamnya keprihatinan kami tentang rencananya untuk menyerang, dan konsekuensinya bagi Rusia jika mereka melanjutkan.
"Saya terganggu dengan apa yang saya dengar," lanjutnya.
"Sementara Putin mungkin belum membuat keputusan akhir, dia tampak yakin pasukannya akan mencapai kemenangan cepat yang menentukan dengan biaya minimal."
"Putin percaya sekutu Washington di Eropa terganggu oleh politik domestik mereka sendiri dan dia memiliki cadangan mata uang asing yang tahan sanksi", kata Burns.
"Putin terbukti salah dalam setiap kalkulasi ini," imbuh dia.
Putin, menurut Burns, sekarang "direbus" oleh perasaan kecewa, ambisi, dan rasa insecurity dan tampak melihat bahwa "jendela makin tertutup untuk membuat orientasi Ukraina" menjauh dari Barat.
Burns menjuluki Putin sebagai Rasul Pembalasan, atau "apostle of payback"
Baca Juga: Mantan Presiden Rusia Dukung Putin jika Ingin Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Intelijen AS berperan sangat penting untuk perang Ukraina melawan pasukan Rusia, kata Burns, yang jabatan diplomatiknya termasuk salah satunya sebagai duta besar AS untuk Moskow.
"Kejahatan yang katanya dilakukan pasukan Rusia di kota Bucha, Ukraina, mengerikan."
Rusia, yang berulang kali membantah menargetkan warga sipil, menyebut tuduhan bahwa pasukannya mengeksekusi warga sipil di Bucha saat menduduki kota itu sebagai "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan merendahkan tentara Rusia.
Kremlin mengatakan pihaknya meluncurkan operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan membebaskan Ukraina dari ekstremis nasionalis.
Dalam sambutan lain, Burns menyebut China sebagai pesaing tangguh yang berusaha menyalip Amerika Serikat di setiap domain, mulai dari kekuatan ekonomi dan militer hingga ruang angkasa dan dunia maya.
Ambisi China di bawah pemimpinnya Xi Jinping "cukup mengancam," dan termasuk kemungkinan Beijing akan berupaya menundukkan Taiwan dengan cara militer, katanya.
"Semakin jauh kita dalam dekade ini, semakin besar risiko itu," katanya.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.