LOS ANGELES, KOMPAS.TV - Mengirim robot mini jauh di dalam tengkorak manusia untuk mengobati gangguan otak sudah lama menjadi fiksi ilmiah.
Namun, hal itu bisa segera menjadi kenyataan, menurut sebuah perusahaan rintisan California seperti laporan France24, Kamis (14/4/2022).
Bionaut Labs, nama Startup itu, merencanakan uji klinis pertamanya pada manusia hanya dalam dua tahun ke depan untuk robot kecil yang disuntikkan, kemudian dapat dipandu dengan hati-hati menjelajahi otak menggunakan magnet.
"Ide mikrorobot muncul jauh sebelum saya lahir," kata salah satu pendiri dan CEO Michael Shpigelmacher.
"Salah satu contoh paling terkenal adalah buku karya Isaac Asimov dan film berjudul 'Fantastic Voyage', di mana sekelompok ilmuwan masuk ke dalam pesawat ruang angkasa mini ke dalam otak, untuk mengobati gumpalan darah."
Sama seperti ponsel yang sekarang mengandung komponen yang sangat kuat namun lebih kecil dari sebutir beras.
Itulah teknologi di balik robot mikro. "Yang dulunya fiksi ilmiah di tahun 1950-an dan 60-an sekarang menjadi fakta ilmiah," kata Shpigelmacher.
"Kami ingin mengambil ide lama itu dan mengubahnya menjadi kenyataan," kata ilmuwan berusia 53 tahun itu, seperti dikutip dari France24, di pusat penelitian dan pengembangan perusahaannya di Los Angeles.
Baca Juga: Kim Jong-Un Lakukan Inovasi Teknologi, Korea Utara Gunakan Robot untuk Ajari Anak-anak
Bekerja dengan lembaga penelitian Max Planck yang prestisius di Jerman, Bionaut Labs memutuskan menggunakan energi magnet untuk menggerakkan robot -- daripada teknik optik atau ultrasonik -- karena tidak membahayakan tubuh manusia.
Kumparan magnet yang ditempatkan di luar tengkorak pasien dihubungkan ke komputer yang dapat menggerakkan robot mikro dari jarak jauh dan hati-hati ke bagian otak yang bermasalah secara medis, sebelum mengeluarkannya melalui rute yang sama.
Seluruh peralatan mudah dipindahkan, tidak seperti MRI, dan menggunakan listrik 10 hingga 100 kali lebih sedikit.
Dalam simulasi, robot tersebut, sebuah silinder logam yang panjangnya hanya beberapa milimeter, berbentuk peluru kecil.
Robot ini perlahan-lahan menjelajah mengikuti lintasan yang telah diprogram sebelumnya melalui wadah berisi gel, yang meniru kepadatan otak manusia.
Begitu mendekati sasaran berupa kantong berisi cairan biru, robot dengan cepat didorong seperti roket dan menembus kantong dengan ujung runcing, memungkinkan cairan mengalir keluar.
Baca Juga: WHO Dirikan Lembaga yang akan Bantu Integrasi Pengobatan Tradisional ke Sistem Kesehatan Dunia
Penemu berharap menggunakan robot untuk menembus kista berisi cairan di dalam otak ketika uji klinis dimulai dalam dua tahun ke depan.
Jika berhasil, proses tersebut dapat digunakan untuk mengobati Dandy-Walker Syndrome, kelainan otak langka yang menyerang anak-anak.
Penderita penyakit bawaan dapat mengalami kista seukuran bola golf, yang membengkak dan meningkatkan tekanan pada otak, memicu sejumlah kondisi neurologis yang berbahaya.
Bionaut Labs sebelumnya menguji robotnya pada hewan besar seperti domba dan babi, dan "data menunjukkan teknologi ini aman bagi kita" manusia, kata Shpigelmacher.
Jika disetujui, robot dapat memberi manfaat utama dibandingkan perawatan yang ada untuk gangguan otak.
Baca Juga: Obat Berupa Pil Untuk Covid-19 Mulai Muncul, Dunia Masuki Era Baru Pengobatan Atasi Pandemi Covid-19
"Saat ini, sebagian besar operasi otak dan intervensi otak terbatas pada garis lurus, dimana jika Anda tidak memiliki garis lurus ke target, Anda terjebak tidak bisa berbuat apa-apa, Anda tidak akan sampai di sana," kata Shpigelmacher.
"Teknologi mikro-robotik memungkinkan Anda untuk mencapai target yang tidak dapat Anda capai, dan mencapainya berulang kali dalam lintasan yang paling aman," tambahnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS FDA tahun lalu memberikan persetujuan Bionaut Labs, membuka jalan bagi uji klinis untuk mengobati Dandy-Walker Syndrome, termasuk glioma ganas, tumor otak kanker yang sering dianggap tidak dapat dioperasi.
Dalam kasus terakhir, robot mikro akan digunakan untuk menyuntikkan obat anti-kanker langsung ke tumor otak dalam sebuah "serangan pembedahan."
Metode pengobatan yang ada saat ini melibatkan bombardir seluruh tubuh dengan obat-obatan, menyebabkan efek samping yang berpotensi parah dan hilangnya efektivitas obat, kata Shpigelmacher.
Baca Juga: China Izinkan Penggunaan 3 Obat Tradisional China Untuk Pengobatan Covid-19
Robot mikro juga dapat melakukan pengukuran dan mengumpulkan sampel jaringan saat berada di dalam otak.
Bionaut Labs, yang memiliki sekitar 30 karyawan, mengadakan diskusi dengan mitra membahas penggunaan teknologinya untuk mengobati kondisi lain yang memengaruhi otak termasuk Parkinson, epilepsi, atau stroke.
"Sepengetahuan saya, kami adalah upaya komersial pertama" untuk merancang produk jenis ini dengan "jalur yang jelas menuju uji klinis," kata Shpigelmacher.
"Tapi saya tidak berpikir bahwa kita akan menjadi satu-satunya."
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.