Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Presiden dari Negara-Negara Tetangga Rusia Kunjungi Ukraina, Siap Beri Bantuan Militer

Kompas.tv - 14 April 2022, 07:48 WIB
presiden-dari-negara-negara-tetangga-rusia-kunjungi-ukraina-siap-beri-bantuan-militer
Presiden Lituania Gitanas Nauseda, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Latvia Egils Levits dan Presiden Estonia Alar Karis berfoto dalam pertemuan mereka di Kiev, Ukraina, Rabu, 13 April 2022. (Sumber: Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Fadhilah

KIEV, UKRAINA - Presiden dari empat negara tetangga Rusia mengunjungi Ukraina pada Rabu (13/4/2022).

Kepala negara dari Polandia, Lituania, Latvia, dan Estonia ini datang untuk menekankan dukungan mereka kepada Ukraina. 

Kunjungan Presiden Polandia, Lituania, Latvia, dan Estonia merupakan wujud solidaritas yang kuat oleh para pemimpin negara-negara di sayap timur NATO.

Tiga di antara negara-negara ini pernah menjadi bagian dari Uni Soviet, seperti Ukraina.

Ketiga kepala negara melakukan perjalanan dengan kereta api ke Ibu Kota Ukraina, Kiev, untuk bertemu dengan rekan mereka di Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Para kepala negara juga mengunjungi Borodyanka, salah satu kota dekat Kiev di mana bukti kekejaman ditemukan setelah pasukan Rusia mundur untuk fokus menyerang bagian timur Ukraina.

Baca Juga: Jerman Jengkel pada Ukraina, Kunjungan Presiden Ditolak tapi Terus Minta Senjata

“Perjuangan untuk masa depan Eropa sedang terjadi di sini,” kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda.

Dia menyerukan sanksi yang lebih keras, termasuk terhadap pengiriman minyak dan gas Rusia dan semua bank negara itu.

Para kepala negara tampil bersama Zelenskyy di Istana Mariinskyi yang bersejarah di Kiev pada Rabu.

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Presiden Estonia Alar Karis, Presiden Polandia Andrzej Duda, dan Presiden Latvia Egils Levits, menegaskan kembali komitmen mereka untuk mendukung Ukraina secara politik dan dengan bantuan militer.

“Kita tahu sejarah ini. Kita tahu apa artinya pendudukan Rusia. Kami tahu apa arti terorisme Rusia," kata Duda.

Dia mengatakan, mereka yang melakukan kejahatan perang serta mereka yang memberi perintah harus bertanggung jawab.

"Jika seseorang mengirim pesawat, jika seseorang mengirim pasukan untuk menembaki distrik perumahan, membunuh warga sipil, membunuh mereka, ini bukan perang. Ini kekejaman, ini bandit, ini terorisme," ujar Presiden Duda seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Joe Biden Tuduh Vladimir Putin Lakukan Genosida: Dia Ingin Hapus Bangsa Ukraina

Sementara itu, di Mariupol, dalam salah satu pertempuran paling penting dalam perang, Rusia mengatakan, lebih dari 1.000 tentara Ukraina telah menyerah.

Seorang pejabat Ukraina membantah klaim tersebut, yang tidak dapat diverifikasi.

Rusia menginvasi pada 24 Februari dengan tujuan merebut Kiev. Mereka kemudian berencana menggulingkan pemerintah yang sah dan membentuk pemerintahan baru yang lebih ramah kepada Moskow. 

Tapi rencana itu tidak berhasil dan Rusia berpotensi kehilangan ribuan tentara dalam tujuh minggu perang.

Konflik tersebut telah menewaskan banyak warga sipil Ukraina dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.

Pertempuran itu juga mengguncang ekonomi dunia, mengancam pasokan makanan global dan menghancurkan keseimbangan Eropa pasca-Perang Dingin.

Baca Juga: Bersiap Lawan Rusia, Biden Setujui Bantuan Militer untuk Ukraina Rp 11,48 Triliun

Sehari setelah dia menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai “genosida,” Biden menyetujui USD 800 juta dalam bantuan militer baru ke Ukraina.

Biden mengatakan bahwa senjata dari barat telah menopang perjuangan Ukraina sejauh ini dan mereka tidak bisa beristirahat sekarang.

Alutsista yang dikirimkan AS termasuk sistem artileri, pengangkut personel lapis baja dan helikopter.


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x