Staf bank, yang berbicara dengan syarat mereka tidak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan pemegang rekening khawatir mereka akan kehilangan uang karena nilai tukar yang ditetapkan oleh bank sentral, 1.850 kyat per satu dolar AS, di bawah yang berlaku di harga pasar gelap, yaitu 2.030 kyat per dolar.
Sebuah tempat penukaran uang hari Selasa mengatakan mereka tidak melakukan pertukaran mata uang apapun.
Dari tujuh orang dengan rekening mata uang asing yang ditanya tentang pesanan tersebut, sebagian besar mengatakan belum membuka rekening baru dan tidak yakin tentang konsekuensinya.
Seorang pengusaha di sebuah perusahaan perdagangan mengatakan bisnis besar memiliki rekening seperti itu dan bank mengubah pendapatan ekspor mereka menjadi kyat.
Baca Juga: AS Anggap Penindasan Terhadap Muslim Rohingya di Myanmar sebagai Genosida
Seorang pengusaha mengatakan dalam sebuah posting Facebook, bank mengiriminya sekotak kue sebagai hadiah setelah mengubah kepemilikan valuta asingnya menjadi kyat, sambil bercanda bahwa kue itu bernilai "jutaan" dan bahwa nama kue itu adalah "air mata eksportir,"
Setelah militer mengambil alih kekuasaan tahun lalu, pemerintah Barat memberlakukan sanksi yang menyasar junta militer, perusahaan yang terafiliasi militer, serta pejabat dan keluarga mereka.
Aset asing mereka dibekukan pada saat negara itu kehilangan sebagian besar pendapatan dari pariwisata karena pandemi.
Cadangan devisa Myanmar mencapai hampir 7,8 miliar dollar AS pada Desember 2020, menurut Bank Dunia.
Kepemimpinan militer berusaha mengurangi tekanan pada cadangan devisanya dengan mendorong penggunaan baht Thailand, rupee India dan renminbi China, atau yuan, untuk perdagangan di daerah perbatasan.
Tahun lalu, pihak berwenang bergerak untuk membendung penurunan nilai kyat terhadap dolar.
Pemerintah baru-baru ini mengatakan mereka berencana membuka kembali perbatasan untuk pariwisata asing pada pertengahan April yang diharapkan bisa sedikit mengurangi tekanan pada keuangan negara.
Walau begitu, belum jelas berapa banyak pendapatan pariwisata yang bisa diharapkan, saat para ahli mengatakan perlawanan yang meluas terhadap kudeta membuat Myanmar berada di ambang perang saudara.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.