Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengaku tak bisa mengatakan kekejaman yang terjadi di Bucha dan tempat lainnya di Ukraina sebagai gensida.
Namun, ia memperingatkan agar kengerian semacam itu tidak dinormalisasi.
Baca Juga: Rusia Bantah Membantai Warga Sipil Ukraina: Itu Adalah Provokasi Kiev
“Anda tak bisa melihat gambar-gambar ini sebagai pukulan langsung ke perut,” ujarnya.
Ia mengungkapkan Pemerintah AS percata bahkan sebelum Rusia melakukan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu, tentaranya telah melakukan kekejaman, termasuk kejahatan perang.
Blinken pun menegaskan saat ini pihaknya tengah bekerja untuk mengumpulkan dokumen bukti-bukti.
“Tetapi saya pikir, yang paling penting kami tak boleh mati rasa. Kami tak dapat menormalkan ini,” katanya.
Rusia sendiri membantah tuduhan membantai warga sipil Ukraina saat akan mundur dari wilayah Kiev.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu (3/4/2022), membantah melakukan pembantaian menegaskan bahwa tuduhan itu adalah tindakan provokasi lainnya dari Kiev.
“Semua foto dan video yang dipublikasikan rezim Kiev,yang diduga dijadikan saksi untuk beberapa kejahatan yang dilakukan prajurit Rusia di Bucha, wilayah Kiev, hanyalah provokasi lainnya,” bunyi pernyataan Kementerian Rusia dikutip dari CGTN.
“Kami ingin menegaskan bahwa pasukan Rusia telah mundur sepenuhnya dari Bucha pada awal 30 Maret, sehari setelah Rusia-Ukraina bertemu pada perundingan di Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.