KHARKIV, KOMPAS.TV - Seorang perempuan Ukraina secara gagah berani menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin dan pasukannya. Bukan dengan senjata, melainkan hanya dengan ponsel dan media sosial.
Maria Avdeeva namanya. Perempuan ini merupakan Direktur Penelitian Kelompok Pemikir UA Experts, yang dengan keberaniannya akhirnya memutuskan untuk melaporkan langsung apa yang dilakukan pasukan Rusia menggunakan ponsel.
Ia pun menyiarkannya secara langsung melalui media sosial.
Avdeeva menyajikan laporannya secara langsung dari Kharkiv, Ukraina yang hanya 32km dari perbatasan Rusia.
Baca Juga: Biden Dikecam karena Ingin Lengserkan Rezim Putin, Gedung Putih Langsung Membela Diri
Ia terus mem-posting perkembangan harian dari pengeboman di gedung, dan sekitar pusat kota.
Bahkan penembakan dan ledakan roket terdengar dari sekitar dirinya.
“Halo, Maria Avdeeva dari Kharkiv, Ukraina, 18 Maret,” ujarnya di salah satu video dikutip dari Sky News.
“Saya pergi keluar hari ini mencari makanan, dan penembakan terjadi lagi. Itu dimulai dari pagi dan terus berlangsung. Saya pun bersembunyi di gedung yang sebenarnya adalah pusat bisnis,” tambahnya.
Pada video tersebut, Maria kemudian menaiki tangga di gedung yang berasal dari abad ke-19, dan kemudian memperlihatkan meja, kursi, dan komputer yang berantakan dan tertutup debu serta gelas.
“Saya kaget dengan apa yang saya lihat, Orang-orang berlarian dari sini dan meninggalkan semuanya,” katanya.
Baca Juga: Rusia Lakukan Serangan Rudal ke Lviv: Hancurkan Depot BBM dan Fasilitas Militer, 5 Orang Terluka
“Mereka tak membawa apa pun, mereka meninggalkan semuanya di sini,” tambahnya.
Avdeeva diyakini memutuskan berperang dengan Putin menggunakan satu tujuan strategis dalam pemikirannya.
Ia ingin mendokumentasikan pengeboman di Kharkiv, karena memperkirakan Rusia dan media yang mereka kontrol akan membantah perusakan di kota itu.
“Rusia menggunakan bom amunisi tandan di sini di Kharkiv, menghancurkan bangunan di tempat tinggal dan pusat sejarah,” ujarnya dalam video edisi 16 Maret.
“Apa yang Anda lihat di belakang saya adalah apa yang disebut oleh media pemerintah Rusia dan saluran propaganda operasi militer khusus, sebagai penyangkalan fakta perang di Ukraina,” lanjutnya.
Baca Juga: Rusia Lakukan Serangan Rudal ke Lviv: Hancurkan Depot BBM dan Fasilitas Militer, 5 Orang Terluka
Avdeeva pun telah memiliki pengikut yang besar di Twitter terkait proyek reportasenya.
Ia memberikan fakta dan komentar di kota yang di mana 1,5 juta warganya telah melarikan diri.
“Seseorang harus aktif memberikan informasi di medan perang, menunjukkan kebenaran dan apa yang sebenarnya terjadi,” ujarnya di salah satu video.
“Karena informasi di medan perang, sama pentingnya dengan landasan operasi militer,” kata Avdeeva.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.