Eskalasi itu kemungkinan akan memperumit upaya utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan selama bulan suci Ramadhan pada awal April nanti.
Serangan itu terjadi saat Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council berencana menjadi tuan rumah bagi perundingan pihak-pihak yang bertikai akhir bulan ini.
Namun Houthi menolak perundingan dilakukan di kota Riyadh, ibu kota Saudi sebagai tempat untuk pembicaraan, yang diharapkan mencakup berbagai faksi Yaman.
Perang brutal Yaman meletus tahun 2014 setelah Houthi merebut Sanaa.
Baca Juga: Pemberontak Houthi Yaman Bombardir Fasilitas Aramco Arab Saudi, Produksi Kilang Minyak Terhambat
Beberapa bulan kemudian, Arab Saudi dan sekutunya meluncurkan kampanye udara untuk mengusir kelompok Houthi dan memulihkan pemerintah yang diakui secara internasional.
Konflik Yaman beberapa tahun terakhir menjadi perang proksi regional antara Arab Saudi dan Iran yang menewaskan lebih dari 150.000 orang, termasuk lebih dari 14.500 warga sipil.
Konflik tersebut juga menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Serangan Houthi pada Jumat (25/3) di depot minyak Jeddah terjadi menjelang balapan Formula 1 yang akan digelar hari Minggu (27/3). Serangan itu meningkatkan kekhawatiran atas kemampuan Arab Saudi mempertahankan diri melawan pemberontak yang didukung Iran.
Serangan pada Jumat menargetkan depot bahan bakar yang sama, yang diserang pemberontak Houthi beberapa hari terakhir: North Jeddah Bulk Plant. Depot minyak itu terletak tepat di sebelah tenggara bandara internasional Jeddah yang merupakan pusat penting bagi jamaah haji dunia menuju ke Mekah.
Di Mesir, ratusan penumpang terdampar di Bandara Internasional Kairo setelah penerbangan menuju Jeddah dibatalkan karena serangan Houthi, menurut pejabat bandara di Kairo.
Maskapai kerajaan Saudi mengumumkan pembatalan dua penerbangan dengan 456 penumpang yang dipesan. Penerbangan ketiga dengan 146 penumpang hampir dibatalkan maskapai penerbangan bertarif rendah Saudi, Flynas.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.