Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Tuduh Moskow Angkut Paksa Ratusan Ribu Warga Sipil ke Rusia, Dikhawatirkan Jadi Sandera

Kompas.tv - 25 Maret 2022, 13:49 WIB
ukraina-tuduh-moskow-angkut-paksa-ratusan-ribu-warga-sipil-ke-rusia-dikhawatirkan-jadi-sandera
Seorang pria tampak berdiri di atas reruntuhan rumah yang hancur digempur pasukan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Kamis (24/3/2022). (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Edy A. Putra

Lewat pidatonya, Zelensky terus menggalang warga Ukraina untuk ‘bergerak menuju perdamaian, bergerak maju’. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus menggalang warga Ukraina untuk terus mempertahankan negara, Kamis (24/3/2022). (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)

“Lewat pertahanan kami dari hari ke hari, kami semakin dekat dengan kedamaian yang sangat kami butuhkan. Kami tidak dapat berhenti bahkan untuk satu menit pun, karena setiap menit menentukan nasib kami, masa depan kami, nyawa kami,” ujarnya.

Ribuan orang, kata Zelensky, termasuk 128 anak-anak, telah tewas di bulan pertama perang. Di seantero negeri, 230 sekolah dan 155 taman kanak-kanak telah dihancurkan. Kota dan desa rata dalam debu, katanya.

Pada konferensi darurat NATO di Brussel, Kamis (24/3), lewat video, Zelensky memohon bantuan pesawat terbang, tank, roket, sistem pertahanan udara dan senjata lainnya kepada Barat. 

“Negara kami membela nilai-nilai kami bersama,” kata Zelensky. 

Baca Juga: Pendeta Ukraina Tewas Terbunuh Usai Gagah Berani Hadapi Tank Rusia

Dalam pertemuan itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meyakinkan Zelensky bahwa akan ada lebih banyak bantuan yang datang.

Namun, tampaknya Barat tak akan memberi segala yang diinginkan Zelensky demi mencegah perang yang lebih besar.

Sementara itu, di ibu kota Kiev dan wilayah lainnya, peperangan antara militer dan rakyat Ukraina dengan pasukan darat Moskow terus berlangsung hingga hampir menemui jalan buntu.

Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin yang frustrasi akan beralih menggunakan senjata kimia, biologis atau bahkan nuklir.

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x