BANGKOK, KOMPAS.TV - Perjalanan pertama utusan khusus ASEAN Prak Sokhonn ke Myanmar berakhir tanpa hasil apapun, seperti dilaporkan Straits Times, Rabu, (23/3/2022).
Kembali ke Phnom Penh Kamboja hari Rabu (23/3/2022), Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja yang juga Utusan Khusus ASEAN Prak Sokhonn menekankan, krisis Myanmar tidak mungkin diselesaikan saat Kamboja menjadi ketua ASEAN tahun ini.
“Masalah Myanmar rumit, perlu waktu lama untuk diselesaikan,” kata Prak Sokhonn, menggemakan pesan yang dia coba sampaikan sebelum berangkat hari Senin kemarin lusa.
Mandat Prak Sokhonn sebagai utusan khusus adalah memfasilitasi dialog di antara "semua pihak terkait" untuk menyelesaikan krisis yang dipicu oleh kudeta militer di Myanmar tahun lalu.
Tetapi dengan junta di Naypyitaw yang bertindak sebagai penjaga gerbang, hanya ada sedikit harapan Prak Sokhonn bisa bertemu partai-partai kunci yang menentang junta militer.
Banyak yang menjalani penuntutan atau dicap sebagai teroris oleh junta, yang menggunakan alasan yang sama untuk memblokir pertemuan mereka dengan orang luar.
Baca Juga: Utusan Khusus ASEAN Pergi ke Myanmar dan Temui Kepala Junta Militer
Akibatnya, Prak Sokhonn didorong melalui serangkaian pertemuan dengan anggota rezim militer, termasuk pemimpin junta Min Aung Hlaing, menteri luar negerinya Wunna Maung Lwin dan menteri kerjasama internasional Ko Ko Hlaing.
Prak Sokhonn juga bertemu dengan anggota Partai Rakyat, sebuah partai berusia empat tahun yang dipimpin oleh mantan aktivis mahasiswa Ko Ko Gyi yang tidak memenangkan kursi dalam pemilihan November 2020.
Junta militer membatalkan pemilihan umum Myanmar yang dimenangkan Liga Nasional untuk Demokrasi NLD, dan menyatakan akan melaksanakan pemilu baru di bawah aturan baru yang secara luas diharapkan dapat melanggengkan dominasi militer.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.