Awal pekan ini, dia merasa terdorong untuk kembali ke politik karena Guterres dia anggap sudah "melanggar konstitusi" dan melangkahi perannya sebagai presiden.
Baca Juga: Pengadilan Australia Bebaskan Agen Rahasianya yang Bantu Timor Leste Buktikan Spionase Australia
Namun, Guterres, seorang mantan pejuang gerilya berusia 67 tahun, mengatakan, dia yakin pemilihan itu akan memberinya masa jabatan kedua.
"Saya yakin akan memenangkan pemilu ini dan rakyat akan menegaskan kembali hak-hak mereka melalui pemilu. Jika saya terpilih kembali, saya akan terus membela hak-hak demokrasi negara kami dan menciptakan pembangunan berkelanjutan".
Sekitar 860.000 orang terdaftar untuk memilih di 1.500 tempat pemungutan suara Timor Leste.
Jika tidak ada yang memenangkan mayoritas mutlak, pemungutan suara putaran kedua akan diadakan pada 19 April dan pemenangnya akan menjabat pada 20 Mei, pada peringatan 20 tahun kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia, yang memerintah bekas jajahan Portugis itu selama 24 tahun.
Peristiwa politik besar di Timor Timur sering kali diwarnai dengan kekerasan dan konflik.
Pada 2018, lebih dari 12 orang terluka dan beberapa mobil dibakar setelah bentrokan antara partai-partai utama Fretilin dan CNRT.
“Ini tetap menjadi tantangan bagi kedua kandidat,” kata Joaquim Fonseca, mantan Duta Besar Timor Leste untuk Inggris.
“Pada titik ini, tidak ada kepastian mutlak bahwa salah satu kandidat akan membawa perubahan yang diinginkan.”
Baca Juga: Ikut Angkat Kardus, Foto Mantan Presiden Timor Leste Xaxana Gusmao Bantu Korban Banjir jadi Viral
Seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (19/3/2022), PBB memperkirakan hampir setengah dari penduduk Timor Leste hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem 1,90 dollar AS per hari dan setengah dari anak-anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting akibat kekurangan gizi.
Pendapatan minyak, yang membiayai lebih dari 90 persen pengeluaran pemerintah, menyusut dengan cepat dan dana kekayaan negara hampir 19 miliar dollar AS bisa kosong dalam satu dekade ke depan karena penarikan tahunan pemerintah melebihi pengembalian investasinya, menurut La'o Hamutuk, dari lembaga penelitian Timor.
Sementara lebih dari 30 persen populasi buta huruf, 10 persen teratas penduduk terkaya di Timor Timur memperoleh lebih dari 42 persen pendapatan nasional, dan 50 persen populasi terbawah hanya memperoleh sekitar 16 persen saja, kata Dinna Prapto Raharja, seorang analis hubungan internasional dan pendiri Synergy Policies, sebuah perusahaan konsultan independen yang berbasis di Jakarta.
“Ini adalah celah besar yang tidak mudah untuk dijembatani kecuali ada perubahan tata kelola yang mendasar dari siapa pun yang memenangkan pemilihan 2022,” katanya.
“Elite mungkin perlu mendiskusikan model-model yang berbeda dari pembagian kekuasaan,” kata Raharja.
Sumber : Kompas TV/France24/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.