Menargetkan warga sipil dalam peperangan, menggunakan kekuatan militer secara tidak proporsional, menggunakan perisai manusia dan menyandera warga sipil dalam peperangan juga merupakan kejahatan perang.
Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court juga melakukan penuntutan dan persidangan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan dalam konteks "serangan yang meluas atau sistematis, yang ditujukan terhadap penduduk sipil manapun," termasuk pembunuhan, pemusnahan, pemindahan paksa, penyiksaan, pemerkosaan, dan perbudakan seksual.
Cara yang paling mungkin agar Putin bisa menjadi penjahat perang adalah menggunakan doktrin tanggung jawab komando. Jika seorang komandan mengetahui, atau berada dalam posisi mengetahui kejahatan dalam peperangan dan tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya, apalagi bahkan memerintahkannya, maka dia dapat diminta pertanggungan jawab secara hukum.
Baca Juga: Senat AS Siap Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Vladimir Putin di Ukraina
Secara umum, ada empat jalur untuk menyelidiki dan menentukan kejahatan perang, meskipun masing-masing memiliki batasan. Salah satunya melalui Mahkamah Pidana Internasional.
Pilihan kedua adalah PBB menyerahkan pekerjaannya komisi penyelidikan PBB ke pengadilan kejahatan perang internasional campuran untuk menuntut Putin.
Yang ketiga adalah membentuk tribunal atau pengadilan untuk mengadili Putin oleh sekelompok negara yang berkepentingan, seperti NATO, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Pengadilan militer di Nuremberg setelah Perang Dunia II, oleh pemenang perang, yang mengadili para pemimpin Nazi adalah contohnya.
Terakhir, beberapa negara memiliki undang-undang sendiri untuk menuntut kejahatan perang.
Jerman, misalnya, sudah melakukan penyelidikan atas Putin. Amerika Serikat tidak memiliki undang-undang seperti itu, tetapi Departemen Kehakiman memiliki bagian khusus yang berfokus pada tindakan termasuk genosida internasional, penyiksaan, perekrutan tentara anak, dan mutilasi alat kelamin perempuan.
Itu tidak jelas. Rusia tidak mengakui yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional dan tidak akan mengirim tersangka ke markas besar pengadilan di Den Haag, Belanda. Amerika Serikat juga sama-sama tidak mengakui otoritas pengadilan internasional itu.
Putin dapat diadili di negara yang dipilih oleh PBB atau oleh konsorsium negara-negara yang bersangkutan. Tapi membawanya ke sana tentu akan sulit.
Baca Juga: Zelensky Murka Rusia Serang Rumah Sakit Bersalin: Ini Kejahatan Perang, Apa Kalian Manusia?
Ada. Mulai pengadilan pasca Perang Dunia II di Nuremberg, Jerman dan Tokyo, hingga pengadilan ad-hoc yang lebih baru, pemimpin negara pernah disidangkan atas tindakan mereka seperti di negara-negara Bosnia, Kamboja, dan Rwanda.
Bekas Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic pernah diadili pengadilan PBB di Den Haag karena memicu konflik berdarah saat Yugoslavia runtuh awal tahun 1990an. Milosevic meninggal dunia di selnya sebelum pengadilan bisa menjatuhkan putusan atasnya.
Sekutunya di Serbia-Bosnia, Radovan Karadzig dan Jenderal Serbia-Bosnia Ratko Mladic berhasil diadili dan saat ini keduanya sedang menjalani hukuman seumur hidup.
Bekas Presiden Liberia Charles Taylor dijatuhi hukuman 50 tahun karena dianggap terbukti mensponsori kekejaman di negara tetangga Sierra Leone.
Mantan diktator Chad, Hissene Habre, yang meninggal tahun lalu, adalah mantan kepala negara pertama yang dihukum karena kejahatan terhadap kemanusiaan oleh pengadilan Afrika. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.