Ia pun berpikir untuk lari keluar dari Ukraina, namun keinginannya itu malah ditertawakan orang tuanya, karena hal itu akan sangat sulit dilakukan.
Servetnyk kemudian memutuskan untuk tinggal, dan mengubah restoran pizza-nya menjadi tempat pembuatan roti
Hal itu disebabkan karena banyak tukang roti Kherson, kabur atau berlindung.
Kebanyakan roti-roti itu dikirimkannya ke rumah panti asuhan secara gratis dan orang tua di luar kota.
Ia kemudian kembali ke restorannya untuk membuat roti dari tengah hari hingga malam.
Servetnyk mengungkapkan ia selalu dalam bahaya setiap hari mengantarkan roti-rotinya.
Tetapi jika ia tak melakukannya, banyak orang yang kelaparan.
Ia memperkirakan saat ini hanya tinggal memiliki bahan-bahan membuat kue di tokonya untuk dua pekan lagi.
Servetnyk pun mengaku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya ketika bahan-bahan itu habis.
Roti Servetnyk pun menjadi seperti penyambung hidup bagi warga Kherson, lebih dari sekadar rezeki.
Baca Juga: Pejabat Uni Eropa: Janji Barat Beri Ukraina Keanggotaan NATO adalah Kesalahan
Di Ukraina, seperti negara-negara Eropa Timur lainnya, roti memiliki makna budaya, mewakili lebih dari sekadar makanan.
“Di Ukraina, bau dari remah roti pada tingkat visceral adalah sesuatu yang luar biasa hanya karena kami memanggangnya sejak awal waktu,” tutur Servetnyk.
Pada kesempatan itu ia juga menegaskan rakyat Ukraina tak akan menyerah meski Rusia mengambil tanah mereka.
Servetnyk pun mendapat dukungan dari sejumlah penyumbang di seluruh dunia untuk membantu timnya menutupi pengeluaran, seperti bensin.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.