Stoltenberg juga memuji langkah Turki memfasilitasi pembicaraan pada Kamis antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Antalya.
Baca Juga: Makin Gawat, Putin Setuju Usulan Sukarelawan Tempur Timur Tengah Masuk Ukraina Bela Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba pada Kamis mengadakan pembicaraan di Antalya dalam kontak tingkat tinggi pertama sejak Moskow menginvasi tetangganya itu.
Tetapi tidak ada kemajuan dalam pembicaraan bahkan untuk gencatan senjata selama 24 jam.
Anggota NATO Turki cukup lama berusaha menengahi dan mencari solusi melalui pembicaraan langsung dengan Putin.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, yang menengahi pembicaraan tripartit hari Kamis di Antalya, mengatakan, timpalannya dari Ukraina Kuleba menegaskan kembali, Zelensky siap bertemu dengan Putin, dan Lavrov menjawab pada prinsipnya Putin tidak menentangnya.
"Saya pikir Turki memainkan peran penting dalam mencoba memfasilitasi semacam dialog politik yang diperkuat antara Moskow dan Kiev," kata Stoltenberg.
Baca Juga: Tentara Rusia Telah Kepung Setidaknya 4 Kota Besar Ukraina, Ini Rangkuman 15 Hari Invasi
Stoltenberg dijadwalkan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan di sela-sela forum Antalya.
Ditanya tentang prospek keanggotaan NATO untuk Ukraina, Stoltenberg mengatakan bahwa hal itu terserah Kiev.
"Ukrainalah yang memutuskan apakah mereka bercita-cita menjadi anggota atau tidak. Dan kemudian pada akhirnya, 30 sekutu akan memutuskan masalah keanggotaan," katanya.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di ABC News, Zelenskyy mengatakan, dia tidak lagi mendesak agar Ukraina menjadi anggota NATO, masalah rumit yang menjadi salah satu alasan Rusia menyerang tetangganya yang pro-Barat.
"Kami menghormati keputusan Ukraina, terlepas dari apakah mereka mengajukan atau tidak mengajukan keanggotaan. Ini adalah keputusan Ukraina yang berdaulat," kata Stoltenberg.
"Masalahnya adalah Rusia tidak menghormati kedaulatan itu. Mereka menggunakan kekuatan militer melawan negara berdaulat yang merdeka karena mereka tidak menyukai keputusan mereka, dan jalan yang telah mereka pilih," pungkas Stoltenberg.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.