Baca Juga: Penasihat Presiden Ukraina: Zelensky Siap Rundingkan Netralitas dari NATO Asal Ada Jaminan Keamanan
Rusia telah mengepung kota strategis Mariupol, dan upaya-upaya mengevakuasi sekitar 200.000 warga sipil dari kota itu, sejauh ini telah gagal.
Rumah sakit bersalin dan anak di Mariupol diserang pada Rabu (9/3). Atas serangan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut aksi Rusia itu sebagai 'kejahatan perang'.
Kota pelabuhan utama Odessa tetap berada di bawah kendali Ukraina dan sejauh ini telah terhindar dari bombardir. Namun, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan, pasukan darat Rusia tampak berada dalam kondisi prima untuk menyerang kota itu, kemungkinan akan berkoordinasi dengan serangan amfibi.
Pekan lalu, tentara Rusia merebut Kherson, kota yang terletak di bagian selatan Ukraina dan di utara Krimea. Saat ini terjadi pertempuran dahsyat memperebutkan kendali Mykolayiv di barat laut. Sejumlah sumber meyakini, Rusia mungkin saja melewati Mykolayiv dan langsung mengarah ke Odessa.
Sebagian besar wilayah barat Ukraina masih terhindar dari pertempuran. Lviv, kota utama, telah menjadi pusat misi diplomatik asing dan aktivitas jurnalis. Pun begitu dengan para warga Ukraina yang mencari keselamatan atau hendak meninggalkan Ukraina.
Baca Juga: Eks Mata-Mata Inggris Sebut Putin Salah Perhitungan dan akan Jatuh, tapi Ingatkan Hal Mengerikan Ini
Pada Kamis (10/3), PBB mencatat korban jiwa sebanyak 549 warga sipil di Ukraina, termasuk 41 anak-anak. Namun, angka sesungguhnya kemungkinan jauh lebih besar.
Sejumlah sumber Ukraina dan Barat mengeklaim bahwa jumlah kematian tentara Rusia jauh lebih tinggi daripada yang sejauh ini diakui Moskow.
Menurut Ukraina, lebih dari 12.000 tentara Rusia telah tewas terbunuh. Namun, AS memperkirakan, jumlah tentara Rusia yang tewas berada di kisaran 2.000 hingga 4.000 orang.
Pekan lalu, Rusia mengumumkan bahwa 498 personel tentara telah tewas di Ukraina.
Sekitar 2,3 juta pengungsi telah melarikan diri dari Ukraina sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari separuh jumlah itu mengungsi ke Polandia.
Sumber : AFP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.