Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Menlu Rusia Tepis Konflik Rusia-Ukraina Berujung Perang Nuklir

Kompas.tv - 11 Maret 2022, 06:10 WIB
menlu-rusia-tepis-konflik-rusia-ukraina-berujung-perang-nuklir
Menlu Rusia Sergey Lavrov usai pertemuan dengan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba di Antalya Turki mengatakan dirinya tidak percaya konflik di Ukraina akan berubah menjadi perang nuklir. (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina sangat penting untuk memastikan keamanan Rusia setelah Amerika Serikat memperluas keanggotaan NATO hingga ke perbatasan Rusia dan mendukung para pemimpin pro-Barat di Kyiv.

Ukraina mengatakan sedang berjuang untuk eksistensinya, dan Amerika Serikat, serta sekutu Eropa dan Asianya mengutuk invasi Rusia. Sementara China telah menyerukan semua pihak untuk tenang.

Sekarang Barat menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan terhadap Rusia, Lavrov mengatakan Moskow berpaling dari Barat dan akan mengatasi konsekuensi ekonomi dari sanksi Barat.

"Kami akan keluar dari krisis ini dengan psikologi dan hati nurani yang direvitalisasi. Kami tidak akan memiliki ilusi bahwa Barat dapat menjadi mitra yang diandalkan," kata Lavrov.

"Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan kami tidak akan pernah lagi bergantung pada Barat di kehidupan kami, yang memiliki arti penting bagi rakyat kami."

Baca Juga: McDonald’s Tutup 850 Gerainya di Rusia Buntut Penyerangan ke Ukraina

McDonalds mengumumkan mereka menutup sementara semua 850 restorannya di Rusia sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina. (Sumber: AP Photo/Charlie Neibergall, File)

Di Moskow, Sergei Chemezov, sekutu dekat Putin, juga membela tindakan Rusia di Ukraina, mengatakan Rusia mampu menanggung sanksi melumpuhkan yang dikenakan oleh Barat dan pada akhirnya akan muncul sebagai pemenang.

Putin, berbicara kepada pemerintahnya tentang langkah-langkah untuk menangani dampak sanksi, mengatakan Rusia akan melakukan substitusi impor dengan mengembangkan pasar domestik dan akan muncul lebih kuat.

"Itu semua akan mengarah pada peningkatan kemandirian, swasembada, dan kedaulatan kita," kata Putin.

Ketika Uni Soviet runtuh, banyak orang di Rusia dan Barat berharap perpecahan Perang Dingin telah berakhir.

Ditanya tentang sanksi energi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, Lavrov mengatakan Rusia tidak akan mencoba meyakinkan pembeli mana pun untuk membeli energinya.

Dalam referensi yang jelas ke China, ekonomi terbesar kedua di dunia, Lavrov mengatakan Rusia memiliki pasar untuk minyak dan gasnya.

 




Sumber : Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x