Baca Juga: Dialog: Dampak Konflik Rusia-Ukraina, Harga Emas dan Minyak Dunia Melejit!
Berkas tuntutan Ukraina menyebut “Rusia telah membalikkan Konvensi Genosida” dengan membuat klaim palsu genosida.
“Kebohongan Rusia lebih ofensif dan ironis, karena kelihatannya Rusia merencanakan aksi genosida di Ukraina,” lanjut pernyataan Ukraina.
Keputusan mengenai perintah untuk Rusia agar menghentikan serangan diperkirakan dibuat beberapa hari mendatang. Namun, hal tersebut hanya bisa terjadi jika majelis hakim menyepakati bahwa tuntuan Ukraina memuat asas prima facie.
Di lain sisi, Rusia diragukan akan mematuhi ketetapan Mahkamah Internasional jika disuruh menghentikan invasi.
“Saya pikir kesempatan terjadinya itu (penghentian invasi Rusia) adalah nol,” kata Terry Gill, profesor hukum militer di Universitas Amsterdam.
Menurut keterangan Gill, jika suatu negara tak mematuhi perintah Mahkamah Internasional, majelis hakim bisa meminta tindakan dari Dewan Keamanan PBB. Rusia punya hak veto di Dewan Keamanan PBB.
Meskipun demikian, Gill menilai sidang Mahkamah Internasional bisa dijadikan platform Ukraina untuk menyiarkan lebih luas keberatannya tentang invasi Rusia.
“Itu (sidang Mahkamah Internasional) saya pikir adalah bagian strategi diplomatis untuk memberi tekanan maksimum terhadap Rusia,” pungkas Gill.
Baca Juga: Mantan Presiden Ukraina Puji Zelensky: Ukraina Tak Pernah Bersatu Seperti ini Dalam 30 Tahun
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.