Ia pun mempertanyakan alasan NATO memilih untuk memperluas wilayahnya hingga perbatasan Rusia, ketika tak ada lagi perbedaan ideologi antara Rusia dan Barat.
"Para pemimpin kami kemudian benar-benar menyarankan perjanjian tertulis bahwa NATO tidak akan melakukan ekspansi. Lalu, mengapa NATO harus melakukan ekspansi saat tidak ada lagi perbedaan ideologi antara Rusia dan Barat?" ujarnya.
Vorobieva pun mengatakan para pemimpin Barat telah berbohong kepada Rusia.
Ketika para pemimpin Rusia ingin menjalin kesepakatan terkait janji untuk tidak melakukan ekspansi, kata dia, pihak Barat meminta Rusia mempercayai mereka. Tetapi kenyataannya tak sesuai dengan apa yang sebelumnya dikatakan.
"Kami sudah mempercayai mereka, tapi mereka berbohong," tukasnya.
Dubes Vorobieva pun mengklaim ada lima kali ekspansi NATO ke arah Rusia dari 1999 hingga 2020.
Ia menjelaskan mengapa Rusia menentang keberadaan NATO di dekat mereka, karena menurutnya NATO bukanlah pakta pertahanan, tapi pakta yang cukup agresif.
Ia pun mengingatkan apa yang sudah NATO lakukan di Yugoslavia, Libya serta Irak, dan apa yang dilakukan AS di Afghanistan.
Baca Juga: Zelensky Semangati Rakyat Ukraina untuk Terus Lawan Tentara Rusia: Bawa Keluar Setan Ini
“Salahkah jika kami merasa terancam?” tuturnya.
Ia menegaskan Rusia telah menggunakan usaha diplomatik dan dan berbagai jalan untuk meyakinkan NATO untuk memenuhi kewajiban mereka, tetapi itu tak pernah terjadi.
Sementara itu, Rusia telah memulai penyerangan ke Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022.
Sebagai respons, pihak Barat telah memberikan sanksi kepada Rusia serta sejumlah individu negara itu karena melakukan penyerangan ke Ukraina.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.