MEDYKA, UKRAINA, KOMPAS.TV - Saat semakin banyak orang berebut untuk menyelamatkan diri dari Ukraina, beberapa laporan muncul dari warga non-kulit putih termasuk warga Nigeria, India dan Lebanon, yang terjebak di perbatasan dan mendapat perlakuan diskriminatif, bahkan rasis karena penampilan yang berbeda, seperti laporan Associated Press, Selasa, (1/3/2022)
Tidak seperti orang Ukraina, banyak orang non-Eropa membutuhkan visa untuk masuk ke negara tetangga. Kedutaan besar di seluruh dunia berebut untuk membantu warganya melewati perbatasan yang kacau untuk keluar Ukraina.
Video yang dibagikan di media sosial yang diposting di bawah tagar #AfricansinUkraine diduga menunjukkan siswa kulit hitam Afrika ditahan untuk tidak naik kereta api yang akan keluar dari Ukraina, agar dapat memberi ruang bagi warga Ukraina.
Di perbatasan Medyka yang menyeberang ke Polandia, Abdirahim Syleiman, seorang mahasiswa kedokteran Kenya di Vinnytsia, Ukraina mengatakan kepada The Associated Press bahwa "orang asing dipisahkan ke satu sisi", seraya menekankan, "Mereka diperlakukan berbeda," katanya.
Baca Juga: Negara Afrika di Dewan Keamanan PBB Kutuk Rasisme atas Warga Kulit Hitam di Perbatasan Ukraina
Axel Ebalanke, seorang mahasiswa administrasi publik Kongo di Kharkiv, Ukraina mengatakan polisi Ukraina membuat mereka berdiri dalam cuaca dingin selama berjam-jam dalam perjalanan mereka ke perbatasan, sementara warga Ukraina dibantu untuk naik bus ke penyeberangan perbatasan Polandia
"Kami harus berjalan, kami benar-benar terkejut," katanya.
Cihan Yildiray, seorang warga negara Turki yang bekerja di Kyiv, mengatakan warga non-Ukraina yang mencoba meninggalkan negara itu tidak diberi bantuan seperti yang diberikan kepada warga negara Ukraina.
"Setiap saat orang Ukraina dapat melewati setiap pos pemeriksaan, setiap lorong, setiap pintu dengan mudah, tetapi kami selalu menunggu satu jam, dua, tiga jam dan selalu (ada) beberapa diskriminasi, beberapa tindakan rasis," katanya kepada The Associated Press.
"Saat orang-orang (warga asing) ingin berjalan, mereka (polisi Ukraina) menghentikan kami selama tiga jam, mereka tidak membiarkan kami berjalan, dan orang-orang menjadi seperti agresif dan mereka juga melancarkan sumpah serapah. Setelah itu di setiap perbatasan, di setiap pos pemeriksaan, kami tidak pernah dirawat seperti manusia."
Baca Juga: Tidak Boleh Lewat karena Berkulit Hitam, Warga Afrika Terlunta-lunta di Perbatasan Ukraina-Polandia
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.