Diketahui, pada Kamis, Jokowi melalui akun sosial media pribadinya menyatakan sikap tentang perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," kata Jokowi.
Hikmahanto menilai sudah sepatutnya Indonesia bersikap tidak mengutuk dan tidak memberi dukungan kepada negara yang melakukan perang.
"Kita tidak akan mengutuk apa yang dilakukan Rusia sebagaimana negara Barat atau Amerika Serikat. Tetapi kita juga tidak melakukan dukungan terhadap tindakan yang dilakukan Rusia saat melakukan serangan ini," ujar Hikmahanto.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kekhawatiran dengan keselamatan WNI yang ada di Ukraina. Hikmahanto berharap pernyataan Kemlu tidak memicu kemarahan Rusia.
"Kalau kita berpihak, maka yang saya khawatirkan jika Rusia melihat ada warga negara kita. Maka itu tidak akan menjadi prioritas dalam rangka penyelamatan," kata Hikmahanto.
Sementara itu, ia menyebut negara-negara NATO yang mengecam tindakan Rusia bahkan sudah melakukan evakuasi terhadap warga negaranya sebelum terjadi perang.
"Ingat bahwa dari negara-negara NATO sudah mengevakuasi sebelum adanya perang. Jadi mereka sudah tahu bahwa penyelamatan harus dilakukan terlebih dahulu karena mereka berhadap-hadapan dengan Rusia. Sementara kita, penyelamatannya setelah terjadinya perang," paparnya.
Hikmahanto juga menegaskan, evakuasi WNI yang dilakukan saat ini bukan karena terlambat. Tetapi memang ini membuktikan bahwa Indonesia berada pada posisi netral.
Artinya, meski perang terjadi, WNI yang berada di Ukraina tidak akan diganggu melainkan akan terlindungi.
"Bukan terlambat, tapi kita merasa tidak mempunyai masalah dengan Ukraina dan Rusia. Kita posisinya adalah netral. Dalam hal ini, kita berharap warga negara kita meskipun masih di Ukraina sampai hari ini mereka tidak akan diganggu," pungkasnya.
Baca Juga: Kemenlu Evakuasi 6 WNI dan 1 WNA dari Lviv Ukraina ke Polandia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.