Dengan menyeka air matanya, Anna pun berusaha untuk menenangkan kedua anaknya.
“Yang bisa saya katakan ke anak saya adalah semua baik-baik saja, dan kami akan pulang dalam satu atau dua pekan lagi,” tutur Anna.
Kesedihan yang sama dirasakan oleh Vilma Suhar, 68 tahun di dekat perbatasan Kota Zahony.
“Putra saya tak diizinkan untuk ikut. Hati saya begitu sakit. Saya gemetar. Saya tak bisa tenang. Mereka tak mengizinkannya pergi,” ujar Vilma.
Dikabarkan lebih dari 120.000 orang telah meninggalkan Ukraina, setelah Rusia melakukan penyerangan sejak Kamis (24/2/2022).
Ini diperkirakan sebagai gelombang pertama dari kemungkinan eksodus dari lima juta orang.
Baca Juga: Imbas Serangan Rusia ke Ukraina, Pesawat Terbesar di Dunia Hancur
Hal itu membuat Eropa berada di ambang krisis pengungsian terburuk sejak Perang Dunia II.
Sementara itu, Polandia menegaskan telah membuka perbatasannya dengan Ukraina yang terbentang sepanjang 531km.
Sebanyak sembian pusat penerima pengungsi telah disiapkan.
“Tetangga kami, Ukraina tengah membutuhkan dukungan pada saat ini,” ujar Wakil Perdana Menteri Polandia, Jacek Sasin.
Sumber : The Sun
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.